Jasad Balita Korban Banjir Bandang Nagekeo NTT Ditemukan, Ayahnya Masih Hilang
- Jo Kenaru
Kupang, VIVA – Tim SAR Gabungan berhasil menemukan seorang balita berusia 13 bulan bernama Achiles Agustinus Busa Jago dalam kondisi meninggal dunia, setelah hilang saat terjadi banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, selaku SAR Mission Coordinator (SMC), menyampaikan dalam keterangan tertulis bahwa Achiles merupakan satu dari empat korban yang hilang pasca-banjir bandang tersebut.
"Korban ditemukan pada Kamis pukul 10.00 WITA, 11 September 2025, sekitar dua kilometer dari rumahnya dan langsung dievakuasi ke posko medis Tim SAR Gabungan," ungkap Fathur Jumat pagi, 12 September 2025.
Operasi SAR banjir bandang di Nagekeo yang masih terus melanjutkan pencarian terhadap tiga korban hilang lainnya.
“Tim SAR Gabungan juga mengerahkan tiga unit ekskavator untuk menggali tanah bekas banjir di lokasi kejadian serta menggunakan drone thermal milik Kantor SAR Maumere untuk pencarian melalui udara,” ungkap Fathur Rahman.
“Saya yakin dengan sinergi kerja Tim SAR Gabungan akan menghasilkan hasil yang baik. Penemuan satu korban adalah bukti kerja keras tim,” tambahnya.
Tiga korban yang masih dalam pencarian adalah Mariano Tom Busa Jago (ayah bayi Achiles), Sebastiana So'o (42 tahun), dan cucunya Desiderius Geraldi (bayi 14 bulan). Sementara itu, korban meninggal dunia selain Achiles adalah Elgius Sopi Bela (35 tahun), Fancelina Meli Boa (60 tahun), Maria Kondriani F. Nua (6 bulan), serta Agustinus Lena, yang dilaporkan meninggal akibat syok berat pasca-banjir bandang.
Kecamatan Mauponggo Titik Terparah
Mengutip pernyataan Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, pada Rabu, 10 September 2025, Kecamatan Mauponggo menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak bencana.
Di Desa Sawu, longsor terjadi di beberapa titik jalan negara dan organisasi warga, menyebabkan akses jalan terputus. Banjir bandang di sekitar Puuboa-Sawu, khususnya di jembatan Teodhae 1 dan Teodhae 2, mengakibatkan empat jiwa korban dan empat orang masih hilang.
Banjir bandang yang datang dari Gunung Abulobo tersebut juga menghanyutkan rumah, merusak lahan pertanian, dan memaksa keluarga korban selamat mengungsi ke kampung Guyuwolo. Sementara itu, jalur Sawu-Mulakoli terputus total.
Menurut BMKG, cuaca ekstrem yang menerjang Nagekeo dipicu oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial yang melintasi wilayah Nusa Tenggara. Gelombang ini bersifat sementara karena seluruh wilayah NTT saat ini masih dalam musim kemarau.
Laporan: Jo Kenaru/ NTT