Heboh Pedagang Online Mr Hu, Dr Tirta Beberkan Sepak Terjangnya

Tirta Mandira Hudhi alias dr. Tirta.
Sumber :
  • Instagram: dr. Tirta

VIVA – Isu cross border transaction atau transaksi lintas perbatasan kembali ramai diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Isu itu mencuat karena sosok yang disebut-sebut sebagai Mr Hu, yang dinilai mematikan pasar produk dalam negeri.

Sejumlah netizen mengaku kerap menemukan Mr Hu sebagai nama penjual atau seller untuk barang-barang hasil transaksi eceran asal China. Terutama yang mereka beli secara online dan lintas negara.

Penggiat UMKM, dr Tirta melalui akun pribadi Twitternya, @tirta_hudhi angkat bicara. Dia bahkan sempat membuat analisa menanggapi fenomena Mr Hu tersebut.

Baca juga: Sri Mulyani Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 Balik ke Kisaran 5%

"Kayanya banyak yang belum ngerti ya, jadi kemarin ada fenomena Mr. Hu, seller dari China, yang barangnya nyampe mana-mana. Isinya barang-barang lucu, dan barang kebutuhan hari-hari lah," cuit Tirta, Rabu 17 Februari 2021.

"Harganya sangat murah. Transaksi eceran lintas negara. Ini bahaya buat kelangsungan UMKM kita," lanjutnya.

Kepada VIVA, dr Tirta menegaskan, fenomena Mr Hu ini berbahaya bagi eksistensi UMKM lokal. Sebab, harga yang ditawarkannya untuk produk-produk yang biasanya diproduksi oleh UMKM di Tanah Air, justru bisa dijual dengan harga jauh lebih murah.

"Bayangin, biasanya kalian beli batik misal Rp100 ribu via Mr Hu ini. Bisa beli batik print dari China Rp35 ribu dapat 2 pieces. Kita pasti pesan karena murah. Begitu lihat alamat seller? Yup. Bukan dari negara Indonesia," kata Tirta.

Uniknya, lanjut Tirta, Mr Hu ini juga melakukan hal yang sama tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Malaysia dan Singapora. Meskipun, transaksi paling banyak menurutnya adalah ke Indonesia.

Apalagi, jenis barang-barang yang dijual Mr Hu ini sampai merambah ke barang-barang kecil, yang sebenarnya juga dijual di dalam negeri. Hal itu menurutnya jelas akan menggerus pasar bagi produk-produk UMKM di Tanah Air.

"Doi jual barang-barang macam sapu, bisa murah enggak ngotak lah. Tapi ya itu. Alamatnya? Dari luar negeri sob. Dia menggerus pasar yang seharusnya komoditi UMKM," ujarnya.