PLN dan PT PAL Tambah 2 Pembangkit Listrik Kapal Senilai Rp1,6 Triliun
- VIVA/Yudha Prasetya
VIVA – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, yakni PT Indonesia Power, melanjutkan kolaborasi dengan PT PAL untuk merakit pembangkit listrik di atas kapal (Barge Mounted Power Plant/BMPP) Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan nilai investasi Rp1,6 triliun.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, pengembangan dua Mobile Power Plant (MPP) dengan kapasitas total 90 Mega Watt (MW) ini adalah untuk wilayah Kolaka dan Sambelia.
"BMPP Nusantara 2 dengan kapasitas 60 MW rencananya akan memasok sistem kelistrikan Kolaka, Sulawesi Tenggara melalui jaringan 150 kilo Volt (kV). Sementara BMPP Nusantara 3 akan memasok daya sebesar 30 MW ke sistem Sambelia, Lombok Timur," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Senin 31 Januari 2022.
Kedua MPP dengan investasi mencapai Rp1,6 triliun ini juga akan difungsikan sebagai pemasok daya listrik untuk daerah timur Indonesia. Maka dari itu, kedua unit ini diharapkan dapat lebih lincah lagi dari sisi kecepatan bergerak, sehingga bisa menjadi andalan ketika arus utama kelistrikan ketika terjadi bencana padam.
"Harapan kami di BMPP 2 dan 3 nantinya jauh lebih lincah. Secara pergerakan bisa lebih cepat sehingga bisa menjadi reserve margin yang mobile untuk bisa digunakan khususnya jika ada bencana," ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod menjelaskan, PAL akan membuat BMPP Nusantara unit dua dan tiga jauh lebih baik dari sisi teknologi.
"Kami sudah ngobrol dengan Pak Darmawan, gimana kalau desain BMPP ini bisa lebih langsing. Lambung lebih langsing, sehingga terjangan gelombang di Indonesia yang cukup tinggi bisa dihadapi oleh BMPP Nusantara ini," ujar Kaharuddin.
Secara pemenuhan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), pembangunan BMPP unit 2 dan 3 juga akan semakin tinggi. Sehingga, dua produk ini bisa sepenuhnya menjadi karya anak bangsa.
Selain pengembangan BMPP, PLN dan PAL juga berkolaborasi untuk bisa memanfaatkan potensi arus laut dan ombak yang ada di Indonesia untuk bisa menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan. Langkah ini sejalan dengan RUPTL "Green".
Darmawan menjelaskan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luasan lautan yang memiliki potensi besar. Seperti misalnya arus laut maupun ombak yang ada bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber listrik.