Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 55,8 Triliun di Tahun 2024, Tumbuh 1,31%

Jajaran Direksi Bank Mandiri dalam telekonferensi pers Laporan Keuangan Kuartal IV-2024, Rabu, 5 Februari 2025
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 55,8 triliun di sepanjang tahun 2024. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo mengatakan, capaian laba itu naik 1,31 persen secara year-on-year (yoy), dibandingkan capaian pada tahun 2023 yang sebesar Rp 55,06 triliun.

"Kinerja Bank Mandiri mampu terjaga dengan baik dengan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun, atau tumbuh positif 1,3 persen secara year-on-year," kata Sigit dalam telekonferensi pers, Rabu, 5 Februari 2025.

Selain itu, ia juga melaporkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 101,75 triliun, atau naik 6,12 persen (yoy) dibandingkan tahun 2024. Kemudian pendapatan non-bunga tercatat sebesar Rp 42,3 triliun, atau tumbuh 4,12 persen (yoy).

Sementara laba operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) di tahun 2024, tercatat sebesar Rp 88 triliun atau tumbuh 3,77 persen (yoy).

Gedung Bank Mandiri

Photo :
  • Dokumentasi Bank Mandiri

Selanjutnya, total kredit Bank Mandiri secara konsolidasi juga berhasil menjadi yang terbesar di industri perbankan secara nasional, yakni mencapai Rp1.671 triliun atau tumbuh sebesar 19,5 persen (yoy).

Di sisi lain, lanjut Sigit, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tercatat sebesar Rp 1,699 triliun, atau tumbuh 7,73 persen (yoy). Capaian itu naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai sebesar Rp 1.576,94 triliun.

"Pertumbuhan DPK atau dana masyarakat mencapai Rp 1.699 triliun, atau tumbuh 7,73 persen secara year-on-year," ujar Sigit.

Selain itu, lanjut Sigit, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross tercatat sebesar 0,97 persen secara bank only, yang menurutnya juga semakin baik hingga mencapai 0,97 persen.

"Capaian ini menunjukkan komitmen Bank Mandiri untuk terus tumbuh di ekosistem bisnis dan sektor yang sehat, serta tidak terkonsentrasi pada daerah atau sektor tertentu saja," ujarnya.