Neraca Perdagangan RI Surplus 60 Bulan Beruntun, tapi Menurun Jadi US$160 Juta di April 2025

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik, Senin, 2 Juni 2025
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini melaporkan, neraca dagang Indonesia pada April 2025 mencatatkan surplus sebesar US$160 juta. Angka itu turun dibanding Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.

Penyusun surplus neraca dagang April 2025 itu yakni ekspor sebesar US$20,74 miliar atau naik 5,76 persen year-on-year (yoy), dan impor sebesar US$20,59 miliar atau naik 21,84 persen (yoy).

"Surplus perdagangan pada April 2025 ditopang surplus pada komoditas non-migas sebesar US$1,51 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus utama bahan bakar mineral (BBM), lemak hewani, nabati, serta besi baja," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin, 2 Juni 2025.

"Neraca perdagangan indonesia telah mencatat surplus selama 60 bulan berturut turut sejak Mei 2020," ujarnya.

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Dia merinci, nilai impor migas pada periode April 2025 Ter atat sebesar US$2,52 miliar, atau turun sekitar 15,57 persen (yoy). Sementara impor non-migas pada periode yang sama tercatat sebesar US$18,07 miliar, atau naik 29,86 persen (yoy).

"Peningkatan impor secara tahunan didorong impor non-migas dengan andil sebesar 24,59 persen," kata Pudji.

Dia menambahkan, semua komponen impor menurut jenis penggunaan pada periode April 2025 tercatat mengalami peningkatan.

"Peningkatan terjadi untuk semua golongan penggunaan barang secara tahunan," ujarnya.

Sebagai informasi, nilai impor barang konsumsi pada April 2025 tercatat naik sebesar 18,46 persen (yoy). Sementara impor bahan baku penolong yang berkontribusi sebesar 72,73 persen dari total impor April 2025, tercatat naik 18,93 persen dengan andil sebesar 14,10 persen.