Rupiah Melemah Usai Kabar Rencana Penarikan Utang Baru Pemerintah di 2026
- vstory
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.241 per Selasa, 19 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 79 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.162 pada perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 20 Agustus 2025 hingga pukul 09.25 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.315 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 70 poin atau 0,43 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.245 per dollar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, pemerintah berencana menarik utang baru senilai Rp 781,87 triliun pada tahun 2026, sebagaimana diungkap dalam Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN 2026. Dalam RAPBN tahun anggaran 2026 tersebut, pembiayaan utang direncanakan sebesar Rp 781,868 miliar dan akan dipenuhi melalui penerbitan SBN serta penarikan pinjaman.
Pembiayaan utang berasal dari SBN a.l. Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara. Sementara pinjaman pemerintah terdiri dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
"Pemerintah mengklaim pengelolaan utang dipastikan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, mengutamakan pembiayaan inovatif dan berkelanjutan," ujar Ibrahim.
Dalam RAPBN 2026, pembiayaan utang dari SBN mencapai Rp 749,19 triliun atau naik jika dibandingkan outlook 2025. Kemudian, pembiayaan pinjaman (neto) pada 2026 direncanakan sebesar Rp 32,67 triliun, atau turun 74,9% dibandingkan outlook 2025. Pinjaman neto tersebut akan dipenuhi melalui pinjaman dalam negeri neto sebesar negatif Rp 6.535,5 miliar (Rp 6,53 triliun), dan pinjaman luar negeri neto sebesar Rp 39.210,6 miliar (Rp 39,21 triliun).
Kemudian, hari ini juga akan digelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, yang akan memberikan asesmen terhadap kondisi perekonomian global serta domestik. Termasuk setelah data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025, yang mengejutkan pasar dengan capaian laju PDB 5,12 persen.
Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan, BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level saat ini yaitu 5,25 persen.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.240 - Rp 16.300," ujarnya.