Bursa Asia Fluktuatif saat Wall Street Cetak Rekor Tertinggi
- http://len-diary.blogspot.com/
Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik beragam pada pembukaan perdagangan Rabu, 10 September 2025. Fluktuasi terjadi jelang pemerintah Tiongkok mengumumkan data inflasi utama dan indeks harga konsumen (IHK) bulan Agustus 2025.
Para ekonom memperkirakan IHK Tiongkok turun 0,2 persen secara year on year (yoy). Sementara itu, indeks harga produsen diptoyeksi menyusut 2,9 persen secara tahunan atau membaik dari bulan Juli 2025 yang mengalami kontraksi 3,6 perssn.
Di Korea Selatan, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman naik menjadi 2,6 persen pada bulan Agustus 2025. Di mana pada bulan Juli 2025, jumlahnya masih sebesar 2,5 persen.
Dikutip dari CNBC Internasional pada Rabu, 10 September 2025, indeks Nikkei 225 menguat 0,2 persen. Sedangkan indeks Topix dibuka datar.
Ilustrasi Ekonomi dan Investasi
- pexels.com/energepic.com
Indeks Kospi yang diperdagangkan di bursa Korea Selatan melonjak pesat 0,76 persen. Indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil mencatat kenaikan signifikan sebesar 0,71 persen.
Di Australia, S&P/ASX 200 terpantau datar pada pembukaan pasar. Indeks Hang Seng Hong Kong melesat dari 25.938,13 menjadi 25.957.
Semalam, ketiga indeks acuan utama di Wall Street berada di level tertinggi sepanjang masa (all high time). Penguatan besar dipengaruhi sikap investor yang mengabaikan kekhawatiran mengenai data pekerjaan yang mengecewakan dan bertaruh pada pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Indeks S&P 500 menguat 0,27 persen dan ditutup pada level 6.512,61. Nasdaq Composite meningkat 0,37 persen menjadi 21.879,49 sekaligus mencapai rekor tertinggi intraday baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average melambung 196,39 poin atau 0,43 persen ke posisi 45.711,34. Kenaikan disokong lonjakan pesat saham UnitedHealth.