Gempa Maroko Tinggalkan Kisah Seorang Guru Kehilangan Seluruh Muridnya
- AP Photo/Mosaab Elshamy.
Maroko – Gempa bumi dengan kekuatan 6,8 Skala Richter yang melanda Maroko dua pekan lalu telah menelan ribuan korban jiwa. Data terbaru mencatat bahwa sebanyak 2.862 orang telah meninggal, sementara 2.562 orang mengalami luka berat akibat bencana tersebut.
Ditengah semua itu, terdapat kisah yang menyayat hati, yaitu seorang guru kehilangan seluruh anggota muridnya yang berjumlah 32 orang. Berikut Kisahnya:
Gempa dasyat guncang Maroko.
Dilansir dari BBC, Rabu, 20 September 2023, Nesreen Abu ElFadel merasakan guncangan gempa terbesar yang pernah terjadi di Maroko pada Jumat, 8 Sepetmeber 2023lalu, dia langsung teringat pada murid-muridnya dari sekolah terpencil tempat dia mengajar.
Kecemasannya terbukti menjadi kenyataan. "Saya membayangkan memegang lembar absen kelas dan mencoret nama siswa satu demi satu, hingga saya mencoret 32 nama; kini semuanya sudah meninggal dunia."
Nesreen Abu ElFadel, seorang guru bahasa Arab dan Prancis di Marrakesh, menceritakan hari ketika gempa berkekuatan 6,8 melanda Maroko. Nesreen dan ibunya sedang bermalam di jalan demi keamanan karena guncangan gempa bumi begitu dahsyat. Saat itu, dia mendengar berita bahwa gempa tersebut juga berdampak terhadap desa-desa di pegunungan.
Dia langsung teringat tempatnya mengajar, yaitu Sekolah Adaseel, serta murid-muridnya atau yang dia sebut "anak-anak saya".
Dengan langkah cepat, dia bergegas menuju Desa Adaseel di Pegunungan Atlas Tinggi.
"Saya pergi ke desa dan mulai bertanya tentang anak-anak saya: di mana Somaya? Di mana Youssef? Di mana gadis ini? Di mana anak laki-laki itu? Jawabannya muncul beberapa jam kemudian: 'Mereka semua meninggal.'"
Pada 8 September, Maroko dilanda gempa bumi terkuat yang pernah tercatat di negara tersebut. Gempa itu terbukti sebagai gempa paling mematikan dalam enam dekade dengan sekitar 3.000 orang meninggal dunia dan ribuan lainnya hilang.
Daerah yang paling terkena dampaknya adalah daerah selatan Marrakesh. Banyak desa di pegunungan hancur total. Nesreen menyaksikan salah satu muridnya yang bernama Khadijah dalam keadaan tidak bernyawa
Tim penyelamat menemukan bocah berusia enam tahun itu terbaring di samping abangnya, Mohamed, dan dua kakak perempuannya, Mena dan Hanan. Mereka semua berada di ranjang mereka saat gempa berlangsung. Keempat anak tersebut merupakan murid di sekolah Nesreen