Puasa Batal Karena Memotong Rambut dan Keramas? Begini Pandangan Islam

Ilustrasi potong rambut.
Sumber :
  • dok. pixabay

Oleh karena itu, tidak mungkin untuk menolak untuk tidak menelan. Karena itu adalah mekanisme alami yang terjadi.

Justru bila ditahan dan tidak dilakukan maka akan mempengaruhi sistem pencernaan dan juga mekanisme tubuh kita sendiri.

Hal ini juga disampaikan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah:

“Tidak apa-apa untuk menelan dan saya tidak melihat adanya benturan ulama dalam hal ini, karena manusia tidak mungkin dihindari dan akan sangat memberatkan, bukan? Sedangkan dahaknya wajib dimuntahkan ketika berada di dalam rongga mulut dan tidak boleh ditelan oleh orang yang berpuasa karena boleh dilakukan dan tidak sama dengan ludah.”

Disuntikkan atau Diinfuskan

Pendapat ulama dan ahli hukum menyatakan bahwa suntikan tidak membatalkan puasa sedangkan infus dapat membatalkannya. Hal ini dikarenakan suntikan tidak termasuk dalam makanan dan minuman sedangkan infus termasuk dalam makanan dan minuman. 

Untuk itu, jika diresapi maka saat diinfus akan dimasukkan sebagai pembatal puasa. Berbeda dengan meneteskan obat ke mata dan telinga.

Ini tidak membatalkan puasa karena bukan merupakan saluran yang masuk ke tenggorokan. Bahkan tidak termasuk ke dalam makanan dan minuman pelepas dahaga.

Keramas

Hal ini tentu tidak membatalkan puasa karena air mandi yang masuk ke dalam tubuh tidak diminum atau masuk ke tenggorokan. Sedangkan untuk berbuka puasa airnya harus masuk ke tenggorokan atau diminum. Jika tidak, maka tidak akan membatalkan puasa.

Bicara keramas, kulit kepala adalah bagian penting dari tubuh yang harus dirawat dengan baik untuk menjaga keindahan rambut secara keseluruhan.

Ilustrasi keramas.

Photo :
  • http://www.emjeshop.com

Kulit kepala yang memiliki sirkulasi yang baik dipercaya dapat menyalurkan nutrisi dengan merata ke seluruh bagian kulit kepala dan folikel untuk kesehatan pertumbuhan rambut.

Namun setiap hari, kulit kepala terekspos oleh berbagai hal seperti agresi eskternal mulai dari aktivitas fisik seperti gesekan handuk, menyisir, hair dryer hingga polusi & sinar UV.

Dan agresi internal mulai dari stress, perubahan hormon termasuk pola gaya hidup seperti makan dan tidur di bulan Ramadhan. Agresi tersebut dapat menstimulasi ketidakseimbangan pada kondisi kulit kepala.