Cuma 30 Menit, Pasang Alat Pacu Jantung Kini Bisa Tanpa Operasi
- Pixabay
VIVA – Denyut jantung normal berkisar antara 60-100 detak per menit. Keteraturan irama denyut tersebut terjadi karena adanya sistem listrik yang unik dalam jantung, yang membuat otot-otot jantung berkontraksi membentuk denyutan.
Namun, jika timbul kerusakan dalam sistem listrik, akan membuat jantung berdetak lebih cepat, lebih lambat, atau tidak beraturan. Hal itu tak boleh dibiarkan, sebab irama denyut jantung yang tidak normal membuat fungsi jantung sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh terganggu.
Denyut jantung yang terlalu lambat atau disebut brakikardia, membuat tubuh tidak memperoleh darah yang cukup, sehingga dapat mengakibatkan seseorang kelelahan, mudah pingsan, atau berkunang-kunang, bernapas pendek-pendek, serta mengalami kerusakan organ vital yang pada akhirnya dapat berujung pada kematian.
Pada kasus ekstrem, kelainan tersebut juga bisa menimbulkan stroke, yakni ketika suplai darah ke otak kurang dalam jangka tertentu, sehingga menyebabkan matinya sel-sel otak.
Kelainan tersebut dapat diatasi dengan konsumsi obat-obatan. Tapi, jika obat-obatan tidak mampu mengatasi masalah, pemasangan alat pacu jantung permanen atau pacemaker menjadi jalan keluar.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K), menjelaskan, alat tersebut berfungsi memacu jantung untuk berdenyut secara normal.
“Alat pacu jantung juga dibutuhkan oleh pasien yang membutuhkan pemacuan di jantung akibat mungkin ada kehilangan impuls listrik di jantung. Baik itu karena kabelnya yang sudah tidak baik untuk menghantarkan listrik, atau pembentuk impulsnya sendiri yang sudah terganggu," ujarnya saat konferensi pers yang diadakan Heartology Cardiovascular Center secara virtual, Kamis 25 Maret 2021.
Dokter Dicky menambahkan, kondisi ini biasanya sering terjadi pada orangtua. Di mana mayoritas penyebabnya adalah karena faktor degeneratif, karena kabelnya sudah mulai menua atau generator listrik di jantung yang alami sudah mulai 'malas'.
"Nah, kalau belum ada pacu jantung, pasien seperti ini akhirnya meninggal. Tapi dengan adanya pacu jantung bisa dipertahankan atau bahkan kualitas hidupnya diperbaiki kembali seperti sebelumnya, dengan dibantu alat pacu jantung ini," kata dia.
Berdasarkan penjelasan Dicky, selama ini pacu jantung dipasang dengan jalan operasi. Sementara operasi, membutuhkan sayatan dan terdiri dari generator dan kabel yang sampai ke jantung. Belum lagi, ada risiko terjadi komplikasi.