Agar Cepat Pulih, Fase Penting Ini Wajib Dijalani Penyintas Stroke

Ilustrasi serangan jantung/stroke.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

Tangerang, VIVA – Data menunjukkan bahwa 8 dari 10 penyintas stroke berisiko kehilangan kemandirian jika tidak menjalani rehabilitasi terstruktur. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Raymond Posuma, Sp.KFR, MS (K), FIPM (USG), menekankan, rehabilitasi pasca-stroke merupakan fase penting yang harus dijalankan untuk mendukung pemulihan pasien. 

Stroke Bisa Dicegah Sebelum Terlambat, Kenali Risikonya Lewat Pemeriksaan Ini

“Stroke memang dapat memengaruhi berbagai fungsi motorik dan kognitif, namun dengan terapi yang tepat, pasien memiliki peluang besar untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, bahkan makan secara mandiri,” ujar dr Raymond dalam keterangannya, dikutip Jumat 13 Juni 2025. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Intervensi rehabilitatif yang terstruktur dan berkelanjutan dapat membantu pasien meminimalkan risiko disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Rehabilitasi tidak hanya berfokus pada pemulihan gerak, tapi juga melatih ulang fungsi otak serta membangun kembali kemandirian dan kepercayaan diri pasien,” sambungnya. 

Kakek Sakit Stroke Tewas Terpanggang saat Kebakaran di Ciracas Jakarta Timur

Lebih lanjut, ia menambahkan rehabilitasi pasca stroke tidak hanya sebatas latihan fisik. 

“Proses ini juga bertujuan untuk mengaktifkan kembali sistem saraf yang sempat terganggu. Pendekatan yang komprehensif, mulai dari fisioterapi, stimulasi kognitif, hingga dukungan psikologis, sangat penting untuk dilakukan secara bersamaan,” jelasnya. 

Klinik Terapi Sel Bertaraf Internasional Buka di Bali, Prabowo: Ini Terobosan Pertama Kali di Indonesia

Selain itu, saat ini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa intervensi sosial, atau yang dikenal dengan istilah social prescription intervention, juga merupakan bagian penting dalam proses rehabilitasi stroke. 

Social prescription intervention adalah upaya untuk menghubungkan pasien dengan berbagai aktivitas sosial, komunitas, atau kelompok pendukung di lingkungan mereka. Pendekatan ini terbukti dapat memberikan dampak positif yang signifikan, seperti meningkatkan semangat, memperluas jejaring sosial, dan membantu pasien merasa lebih diterima serta didukung selama masa pemulihan. 

Dengan mengintegrasikan komponen sosial ini ke dalam program rehabilitasi, pasien tidak hanya mendapatkan manfaat secara fisik dan mental, tetapi juga secara emosional dan sosial, sehingga proses pemulihan menjadi lebih menyeluruh dan bermakna.

CEO Bethsaida Healthcare, Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, MM, M.Sc, CIA, menambahkan, Stroke Assisted Living Center (SALC) bisa menjawab tantangan kompleks perawatan pasca-stroke. 

“Pemulihan pasca-stroke tidak berhenti di hospital. Banyak pasien kehilangan kemandirian karena kurangnya dukungan yang berkelanjutan. Dengan SALC, kami memberikan rumah kedua yang bukan hanya aman, tetapi juga mendorong pasien untuk bangkit, belajar kembali, dan hidup dengan kualitas yang layak,” tegas Prof. Hananiel.

SALC menawarkan layanan intensif mulai dari fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, hingga dukungan psikososial dan pelatihan kemandirian. Program dirancang khusus sesuai kondisi dan kemampuan setiap pasien. Keunggulan SALC juga terletak pada akses langsung ke fasilitas medis Bethsaida Hospital, memastikan keamanan dan ketenangan bagi pasien dan keluarga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya