Heboh Ivermectin Disebut Obat COVID-19 Palsu, Peneliti Membuktikannya

Ilustrasi obat COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ivermectin merupakan obat yang umum digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi parasit dan telah lama diberikan pada manusia dan hewan. Meski telah terbukti efektif mengobati beberapa penyakit, seperti kutu kepala dan kebutaan sungai atau Onchocerciasis. Dokter hewan juga sering menggunakan obat ini untuk mengobati beberapa infeksi cacing.

Ivermectin, bila diresepkan untuk manusia yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau kurang defensif, dapat membantu mencegah penyakit yang mengancam jiwa. Tapi, karena obat ini terutama ditujukan untuk hewan, penggunaannya bisa berbahaya dan hanya disetujui untuk penggunaan tertentu dan itu tidak termasuk COVID-19 atau infeksi pernapasan serupa.

Dilansir dari Times of India, Sabt,  9 Oktober 2021, hingga saat ini belum ada obat atau terapi pengobatan tunggal yang disetujui untuk mengobati COVID-19. Beberapa ahli dan kelompok penelitian pun telah menyelidiki efektivitas obat ini.

Gagasan pertama tentang Ivermectin, obat ini dapat membantu mengurangi keparahan COVID-19, bahkan mampu mencegah kematian pada pasien virus corona. Bahkan, tim peneliti Australia menetapkan, aplikasi obat ini mampu membunuh virus. Tidak lama kemudian, Ivermectin didorong untuk dilakukan uji klinis di seluruh dunia.

Ketika para ahli masih mempelajari efek obat tersebut, Ivermectin sudah beredar di pasaran, diresepkan oleh beberapa dokter, dipuji oleh para politisi, bahkan menjadi pengobatan substansial meski bukti ilmiah belum mendukung keefektivan obat.

Para ahli menemukan kontradiksi

Ivermectin obat COVID-19.

Photo :
  • Antara/Kementerian BUMN.

Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak mendukung penggunaan Ivermectin sebagai 'obat esensial'. Obat ini hanya disarankan untuk digunakan sebagai bagian dari uji klinis. Sementara para pendukung obat ini mengklaim, ada banyak data positif selama uji klinis terbatas yang dilakukan sejak 2020 lalu.

Pakar kesehatan dari AS, Inggris, India dan sebagian Eropa, telah menemukan banyak kekurangan selama penggunaannya.

Baru-baru ini, penelitian tentang Ivermectin juga menemukan masalah. Para ilmuwan telah menemukan kelemahan serius dan telah menyangkal keefektivan Ivermectin. Sesuai laporan, dari 26 uji klinis yang dilakukan, tidak ada satu pun uji coba yang membuktikan kemampuan dan efektivitas obat dalam membatasi penyebaran virus atau mencegah infeksi.