Fakta-fakta Vaksin Covovax dari India, Disebut Haram Oleh MUI

Ilustrasi vaksin COVID-19.
Sumber :
  • The Conversation

Yang Harus Kamu Ketahui Tentang Vaksin Covovax

  • Periode Interval

Vaksin Covovax memiliki periode interval hanya 21 hari antara dua dosis vaksin, menjadikannya salah satu periode interval terpendek dari vaksin COVID-19. Namun, kamu harus tahu bahwa vaksin saat ini hanya diperbolehkan untuk memvaksinasi populasi berusia 18 tahun ke atas di negara-negara yang telah menyetujui Covovax.

  • Khasiat

Vaksin Covovax telah menunjukkan tingkat kemanjuran 89% terhadap COVID-19. Vaksin ini juga telah dilaporkan sama efektifnya terhadap varian lain dari COVID. Tingkat kemanjuran 89% dikonfirmasi oleh sebuah penelitian besar di Inggris. Dalam penelitian lain, vaksin telah menunjukkan kemanjuran yang lebih tinggi, dengan data berkisar lebih dari 90% kemanjuran melawan COVID-19. Tingkat kemanjuran tinggi yang dipadukan dengan periode interval rendah menjadikannya salah satu vaksin terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19.

  • Efek samping

Vaksin Covovax tidak memiliki efek samping yang parah dari vaksinasi. Efek samping yang umum termasuk nyeri tekan dan nyeri di sekitar area vaksinasi, kelelahan, dan sakit kepala. Efek samping ini juga berumur pendek dan hilang dalam waktu kurang dari 48 jam setelah vaksinasi. Efek samping yang rendah dan kurangnya efek samping yang parah menjadikannya vaksin yang ideal untuk memvaksinasi semua demografi populasi.

  • Biaya & Penyimpanan

Vaksin ini seharusnya diluncurkan dengan biaya tentatif sekitar Rs. 1100 per dosis. Data resmi mengenai harga Covovax belum terungkap. Diharapkan biaya resmi vaksin akan terungkap pada peluncuran resminya. Penyimpanan vaksin ini harus dilakukan dalam wadah dengan suhu sekitar 2-8o Celcius.

Vaksin Covovax COVID menunjukkan harapan yang sangat baik bagi orang India dengan periode interval pendek dan kemanjuran tinggi melawan COVID. Vaksin Covovax saat ini hanya disetujui untuk penggunaan darurat oleh DCGI dan WHO. 

Meski menjadi vaksin yang manjur lebih dari 90%, menurut beberapa penelitian, ini tidak disarankan di Indonesia. Hal tersebut lantaran vaksin Covovax ditemukan ada pemanfaatan enzim dari pankreas babi. MUI telah menyatakan jika vaksin ini haram. Diketahui jika masyarakat Indonesia mayoritas beragama islam. Sehingga ini tidak di anjurkan untuk dijadikan vaksin COVID-19 di Indonesia.