Berawal dari Kurang Gizi, Bisa Berujung Stunting yang Bikin Pusing!
- Freepik/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Jika Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa ada kemungkinan dicabutnya status pandemi COVID-19 di Indonesia dalam waktu dekat. Tapi tidak dengan stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi negeri ini.
Pemerintah sendiri menargetkan untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Sementara menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting di tahun 2021 masih sebesar 24,4 persen. Hal itu berarti, Indonesia masih 'utang' 10,4 persen dan harus dirampungkan dalam 2 tahun ke depan. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Stunting sendiri diartikan sebagai perawakan pendek karena kurang gizi menahun atau mal nutrisi kronik yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat. Hal itu mengakibatkan anak menjadi kerdil atau pendek.
Tapi jangan salah, tidak semua anak yang memiliki perawakan pendek dikategorikan sebagai stunting lho. Lalu, bagaimana cara membedakan anak pendek karena stunting dengan yang bukan?
Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.
- Dokumentasi AMSI.
Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menjelaskan, tidak semua orang pendek dan kerdil itu stunting, tapi stunting sudah pasti kerdil.
"Cuma yang membuat stunting itu spesifik adalah karena kekurangan gizi yang bertahun-tahun, tidak dikoreksi, kenanya gak hanya fisik. Tapi yang paling kena dan sangat krusial itu larinya ke otak (kognitif)," ujarnya saat Workshop Cyber Media Forum Tingkatkan Edukasi Stunting, yang digelar AMSI dan Danone Indonesia secara virtual, Kamis 29 September 2022.
"Jadi, karena fisiknya sudah tidak bisa mengakomodasi kelemahan atau kegagalan pertumbuhan, akhirnya otaknya kena dalam hal gangguan dan perkembangan kognitif. Jadi anak stunting udah pasti kerdil, perawakannya pendek karena kurang gizi menahun dan udah pasti bodoh," sambungnya.
Awal Mula Stunting
Lebih lanjut dokter Ray menjelaskan, sebelum stunting biasanya kebiasaan makan anak sudah tidak benar dan itu berlangsung selama bertahun-tahun. Si anak tidak mendapatkan asupan zat gizi makro, seperti sumber karbohidrat, protein dan lemak yang baik.
Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.
- Freepik/freepik
"Kemudian karena udah gak dapet, ngambil cadangan otot yang ada di tubuh yang sebenernya kesimpen untuk dipake pertumbuhan fisik yang prima. Tapi karena dipake, gak dapet asupan dari luar dipake cadangannya, terus gak dapet lagi karena kronis, kemudian dia jadi lebih kecil. Karena gak dapet asupan dari luar, maka gejala atau tanda awal yang muncul itu adalah weight faltering atau underweight," kata dia.