Viral Nasi Minyak Disebut Nikmat, Tapi Bahaya Kolesterol dan Pembuluh Darah Pecah

Nasi minyak khas Malaysia
Sumber :
  • http://peguinhitamputih.wordpress.com

VIVA Lifestyle – Kuliner di Indonesia sangat beragam dan tentu saja sangat lezat dengan bumbu yang bervariasi, termasuk munculnya nasi minyak di Surabaya yang viral. Tren nasi yang dibanjiri minyak goreng itu pun disorot oleh para dokter yang mengkhawatirkan bahaya kolesterol tinggi hingga pembuluh darah yang pecah.

Nasi minyak yang viral ini sebenarnya seperti nasi penyet pada umumnya yang dijajakan pedagang kaki lima. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Bedanya, berbagai lauk dan pendamping di nasi minyak disiram minyak goreng panas. Mulai dari sambal merah dan bumbu lauk yang disiram minyak panas bekas menggoreng lauk.

Bahkan, sayur kol juga turut digoreng dengan banyaknya sisa minyak yang menempel usai digoreng.

Nasi Minyak khas Jambi

Photo :
  • http://www.banyumurti.net/

Video dari nasi minyak ini pun diminati para pecinta kuliner, namun juga menjadi sorotan dokter di media sosial dengan mengkhawatirkan bahaya dislipidemia.

Menurut dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah - Puri Indah, Raissa Edwina Djuanda, dislipidemia berpotensi muncul dengan asupan yang tinggi lemak. Dislipidemia sendiri merupakan bentuk penyakit saat kolesterol tubuh terlalu tinggi.

"Jadi, memang benar tuh kalau kita mengonsumsi banyak minyak, risikonya bisa dislipidemia atau kolesterol naik," ujarnya dalam temu media, baru-baru ini.

Asupan nasi minyak ini, kata dokter Raissa, memiliki kadar lemak jahat yang berlebihan sehingga risiko kolesterol tinggi mengintai.

Nasi minyak khas Palembang.

Photo :
  • http://hanyasenja.wordpress.com

Terlebih pada penyandang diabetes, kolesterol yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan bahaya pecahnya pembuluh darah.

"Bagi orang diabetes yang punya kolesterol itu disarankan kolesterolnya pun harus diturunkan sampai kadarnya normal. Karena kalau didiamkan takutnya pembuluh darahnya tahu-tahu pecah," terangnya.

Dokter Raissa tak menampik bahwa lidah masyarakat Indonesia sangat gemar rasa gurih dan berlemak dari minyak goreng panas ini.

Meski terasa lezat, dokter Raissa tak menganjurkan untuk mengonsumsi nasi minyak terlalu sering.

"Jadi, sebenarnya balik lagi ke asupan total gizi harian yang kita makan. Misalnya, sesekali makan (nasi minyak) itu, nah makanan yang lainnya jangan ada minyaknya lagi. Kalau makan itu pas pagi, usahakan makan siang dan malamnya yang sehat," tambah Raissa.

Nasi minyak Haji Abuk.

Photo :
  • U-Report