Thailand Laporkan Pasien Meninggal Akibat COVID-19 Arcturus
- Pixabay/Tumisu
VIVA Lifestyle – Pandemi nampaknya belum usai dengan munculnya subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus yang tengah jadi sorotan para pakar. Varian baru COVID-19 Arcturus ini telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia saat muncul korban pertama seperti yang diumumkan pejabat kesehatan Thailand.
Menurut The Independent, kematian pertama dari strain Arcturus, yang diperkirakan sekitar 1,2 kali lebih menular daripada sub-varian besar terakhir, tercatat di Thailand. Laporan ini terjadi juga di tengah lonjakan kasus gegara Arcturus di seluruh dunia. Scroll untuk info selengkapnya.
"Sebanyak 27 kasus XBB.1.16 telah terdeteksi di Thailand pada 17 April, dan salah satunya telah meninggal," kata Dr. Sirilak seperti dikutip Thai PBS World, Senin 24 April 2023.
Orang yang meninggal adalah orang asing lanjut usia dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya atau ada penyakit penyerta. Oleh karena itu, kematiannya mungkin tidak secara langsung mencerminkan tingkat keparahan subvarian ini.
"Pasien meninggal melainkan dampaknya terhadap faktor risiko lainnya," kata Supakit.
Tetap saja, pejabat kesehatan telah mengeluarkan peringatan terkait XBB.1.16 dan mendesak masyarakat umum untuk berhati-hati.
Kasus Bertambah di Indonesia
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril mengumumkan tambahan kasus COVID-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16. Dengan bertambahnya kasus COVID-19 tersebut, apa gejala yang harus diwaspadai?
Syahril mengungkapkan bahwa ada 5 kasus tambahan sehingga total mencapai 7 kasus. Namun, Syahril menegaskan bahwa keseluruhan kasus itu sudah sembuh dengan sebelumnya mengalami gejala ringan.
“Semua pasien sudah sembuh, ada 5 kasus 2 dari Surabaya 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan,” ujar dr. Syahril, dikutip keterangan persnya.
Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
- pexels/Edward Jenner
Walaupun terjadi kenaikan kasus, namun angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO yaitu saat di bawah 1/100.000 penduduk. Kemudian pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.
“Jadi ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil. Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru,” ungkap dr. Syahril.