Pentingnya Peran Pemerintah untuk Hindari Kenaikan Angka Pengidap Demensia di Indonesia
- Pixabay/jarmoluk
JAKARTA – Pada tahun 2050, diperkirakan ada 4 juta Orang Dengan Demensia di Indonesia. Tetapi sekitar 1,6 juta kasus demensia dapat ditunda atau bahkan berpotensi dihindari dengan menangani 12 faktor risikonya.
Pemerintah di seluruh dunia perlu segera berkontribusi mulai dari mendanai berbagai penelitian, pendidikan dan layanan dukungan pengurangan risiko demensia demi terjadinya pengurangan risiko sebagai elemen inti dari rencana nasional penanganan demensia.
Seiring berkembangnya zaman, bukan hanya orang usia lanjut yang bisa mengalami demensia tetapi juga orang-orang yang masih berusia produktif.
“Demensia bisa terjadi pada siapa pun yang umumnya terjadi di usia 65 tahun ke atas, tetapi tidak menutup kemungkinan usia produktif juga bisa terdiagnosis Demensia. Tanda-tanda awal seperti pikun, lupa jalan pulang, sering kali masih dianggap sebagai hal yang normal. Untuk itu sangat disarankan untuk semua mengenali 10 gejalanya dari sekarang dan menerapkan gaya hidup sehat,” kata Michael Maitimoe, Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, dalam acara pembukaan pameran Celebrating Life with You, di Kampus UNIKA Atma Jaya, Jakarta, Kamis 21 September 2023.
Ada banyak faktor risiko demensia yang terbukti, banyak di antaranya yang dapat dikendalikan oleh individu. Ini termasuk faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, kurangnya aktivitas fisik, jarangnya kontak sosial, cedera kepala, dan kondisi termasuk diabetes, gangguan pendengaran, depresi, obesitas dan hipertensi. Faktor risiko lainnya termasuk polusi udara dan terbatasnya akses terhadap pendidikan usia dini, yang merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya.
Selain itu, pemerintah diharapkan dapat menyediakan layanan lain yang dapat membantu meningkatkan kehidupan Orang Dengan Demensia (ODD), seperti akses yang terjangkau terhadap kesehatan, perawatan jangka panjang, serta layanan kesehatan mental.
Masih banyak negara yang belum menerapkan komitmen mereka terhadap Rencana Aksi Global WHO untuk memprioritaskan pengurangan risiko demensia dan memberikan dukungan bagi ODD dan caregivers atau pendampingnya.
“Kami menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk berinvestasi dalam penelitian dan layanan dukungan, untuk mengurangi risiko demensia, dan untuk berinvestasi dalam kampanye kesadaran pengurangan risiko; kampanye yang jelas dan persuasif yang menghilangkan kebisingan dan kebingungan dari sebagian besar pesan layanan kesehatan”, kata DY Suharya, Regional Director Asia Pacific Alzheimer's Disease International.