5 Fakta Ngaben Upacara di Bali, Nomor 3 Penuh Makna

Prosesi Ngaben Tokoh Puri Kerajaan Denpasar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Sebagai raja dengan swadharma seorang brahmana pendeta sebagai. Dari pertanyaan tersebut jawaban yang diperoleh bahwa keduanya adalah sama utamanya, hanya jalan yang berbeda.

Kalau kebrahmanaan menjalankan ajaran kepanditaan, kerohanian (dharma), sedangkan kesatria menjalankan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat serta kekuasaan dalam pemerintahan.

Dengan penjelasan itu, maka raja Dalem Watu Renggong memilih swadarma kesatria sebagai seorang raja yang memiliki rakyat banyak untuk mengusung jenazah nya kelak setelah meninggal. Untuk itu beliau meminta dibuatkan petulangan berbentuk lembu dan bade sebagai tempat usungan jenazah.

3. Sebar Abu di Laut

Perayaan ngaben tikus di Bali (Peni Widarti | Bali)

Photo :

Keluarga kemudian menjalani serangkaian ritual yang dilakukan oleh seorang pendeta. Setelah menyelesaikan ritual, lembu kayu dibakar, mengirim mendiang ke kehidupan "berikutnya". Keluarga mengambil abu dan menyebarkannya di laut.

Secara agama dan kepercayaan khususnya umat Hindu di Bali, mereka yang telah meninggal, abunya dilarung ke air laut karena kehidupan akan kembali ke asal, yaitu menjadi air.

Namun, secara keilmuan, abu jenazah yang dibuang ke mata air tidak akan bertemu dengan perairan karena merupakan sisa-sisa pemurnian dengan api.

4. Prosesi Kematian yang Panjang dan Meriah

Upacara Ngaben Kerajaan Denpasar

Photo :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Tidak seperti upacara kematian lainnya, Ngaben dirayakan dengan meriah oleh masyarakat Bali karena upacara ini menunjukkan bahwa anggota keluarga telah menyelesaikan tugasnya. Tidak boleh ada air mata kesedihan karena orang Bali percaya bahwa itu akan menghambat semangat mencapai kehidupan mereka selanjutnya.

Upacara ini biasanya tidak dilakukan segera setelah seseorang meninggal. Itu harus terjadi pada hari tertentu yang dihitung oleh kalender Bali atau direkomendasi kan oleh pendeta.

Membutuhkan banyak waktu juga untuk persiapan, bisa membutuhkan waktu mulai dari berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk upacara Ngaben yang lebih besar.

Beberapa keluarga juga menunggu beberapa tahun setelah keluarga mereka meninggal, karena banyak uang yang dibutuhkan untuk membayar semua biaya yang dikeluarkan.

5. Ngaben Masal

Setiap beberapa tahun, upacara Ngaben bisa di kolektif, ini di dikenal sebagai Ngaben Masal. Bedanya dengan yang biasa, di Ngaben Masal, sejumlah orang dikremasi sekaligus. Salah satu tujuannya adalah untuk membantu menekan biaya. Namun, pendeta atau pemuka agama Hindu biasanya akan langsung dikremasi.