Menakar Taktik Kikis Teroris

Operasi penangkapan terduga teroris beberapa waktu lalu (foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Dalam hal ini, alumni sekolah menjadi oknum yang turut berperan. Biasanya, mereka sudah terpapar radikalisasi secara intensif di tingkat perguruan tinggi. “Tingkatan ekstrakurikuler ini juga macam-macam yang bisa dimasuki (pihak luar). Salah satunya yang cukup kentara adalah Rohis (Kerohanian Islam) dan OSIS,” kata  Direktur Eksekutif Maarif Institute, M. Abdullah Darraz, kepada VIVA.  

Direktur Jenderal Pendidikan Islam dari Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, meminta guru agama di sekolah harus terlibat melakukan pembinaan terhadap rohis. Kepala sekolah juga harus memastikan penceramah ke sekolah bukan dari kalangan ekstrem.

“Ini tantangan berat juga, di luar sana ada upaya-upaya yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang berusaha secara sistematis terencana untuk menembus lembaga-lembaga pendidikan kita, ini yang harus dihadapi bersama-sama,” ujarnya saat dihubungi VIVA, Kamis 17 Mei 2018.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad mengakui, pihaknya pernah menemukan ada sejumlah sekolah yang mengajarkan benih-benih intoleransi. “Mereka sudah dapat pembinaan dari dinas pendidikan setempat,” ujarnya.

Bagi guru yang mengajarkan intoleransi dan radikalisme, menurut  Hamid, dapat dikenakan sanksi oleh dinas pendidikan setempat. Mulai dari sanksi paling ringan, teguran sampai pemecatan. (ren)