Sersan Taruna Sahabat Kental Jenderal TNI SBY Tewas di Sel Resimen
- Youtube
VIVA – Tak perlu diragukan lagi bagaimana sosok seorang Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Purnawirawan Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat ini adalah salah satu putra terbaik bangsa yang lahir dari dunia militer.
Dikutip VIVA Militer dari buku otobiografi SBY Sang Demokrat, jauh sebelum menduduki posisi Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6, SBY lebih dulu berjuang keras menempuh pendidikan di Akademi Militer (Akmil).
SBY dikenal sebagai prajurit yang cerdas sejak masih menjadi Taruna Akademi Militer. Tak hanya itu, SBY juga dikenal tangguh dan memiliki fisik mumpuni sebagai seorang calon perwira TNI Angkatan Darat. Berkat keunggulan yang dimilikinya itu, SBY pun berhasil lulus dari Akademi Militer dengan predikat terbaik dan berhak menerima penghargaan Adhi Makayasa 1973.
Saat sudah memasuki tingkat 4 di Akmil, SBY yang berpangkat Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar) dipercaya menjabat sebagai Komandan Divisi Korps Taruna. Saat itu lah, SBY kembali bertemu dengan sahabat lamanya saat masih sekolah di Pacitan, Sumarno.
- Youtube
Diceritakan SBY dalam bukunya, Sumarno adalah sahabatnya sejak masih sama-sama menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat Sekolah Menengah Atas (SMA), SBY dan Sumarno bahkan sempat satu kelas.
Baik SBY dan Sumarno sama-sama punya keinginan besar untuk menjadi seorang prajurit. Namun, nasib keduanya sangat berbeda.
SBY langsung diterima masuk Akademi Militer yang saat itu masih bernama Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sementara, Sumarno yang ingin menjadi perwira TNI Angkatan Laut justru gagal masuk jurusan AKABRI Laut.
Tiga kali gagal, Sumarno akhirnya berhasil masuk ke AKABRI Darat pad 1973. Setelah itu, Sumarno kembali reuni dengan SBY sang sahabat lama. Sumarno yang masih berpangkat Kopral Taruna, sering mampir ke kamar SBY yang saat itu menjabat sebagai Komandan Divisi Korps Taruna.
Sumarno tahu bahwa ia harus bersikap hormat kepada sahabatnya, yang di Akademi Militer SBY adalah seniornya. Meskipun, saat berada di kamar SBY Sumarno tidak harus menganggap sahabatnya itu sebagai senior.