Dilelang Murah, Mobil Listrik Bekas Tetap Sulit Dilirik
- Yunisa Herawati
Jakarta, VIVA- Mobil listrik bekas mulai bermunculan di balai lelang otomotif, tapi rupanya belum sepenuhnya menarik minat konsumen. Bahkan, beberapa unit harus menunggu hingga berminggu-minggu tanpa penawar, meski harganya sudah dipangkas drastis.
Hal ini diungkapkan Presiden Direktur IBID-Balai Lelang Serasi Autoraya, Daddy Doxa. Menurut dia, harga mobil listrik bekas bisa turun signifikan dari nilai awal, tapi tetap sulit laku.
"Sekarang ini drop-nya jauh ya. Misalnya awal-awal mobil listrik itu di Rp700 juta, sekarang sudah kami lelang di Rp630 juta. Tapi masih belum ada yang ngambil,” ujar Doxa di Jakarta belum lama ini.
Fenomena ini terjadi karena pasar mobil listrik bekas di Indonesia memang masih dalam tahap awal. Selain karena ekosistem kendaraan listrik yang belum terbentuk secara menyeluruh, konsumen juga masih ragu dengan berbagai aspek, mulai dari daya tahan baterai hingga layanan purna jual.
“Dulu saya anti EV, tapi sekarang pakai EV juga. Ini bukan soal teknologinya, tapi karena ekosistem belum terbentuk. Makanya resale value-nya masih belum jelas,” tuturnya.
Ia mengatakan, IBID mencatat bahwa waktu penjualan mobil listrik bekas bisa mencapai 1-2 bulan, jauh lebih lama dibandingkan dengan segmen mobil populer seperti LCGC atau MPV yang bisa berpindah tangan dalam hitungan hari.
“Kalau mobil-mobil seperti Avanza, Xenia, itu cepat banget muternya. Seminggu dua minggu sudah pindah tangan. Tapi yang mobil listrik, bisa dua minggu nggak ada yang sentuh, bahkan lebih,” katanya.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa garansi mobil listrik tidak berlaku jika dijual dalam kondisi bekas. Faktor ini makin membuat calon pembeli berpikir dua kali. Belum lagi, untuk pembeli individu yang ingin membeli secara kredit, ada tantangan tambahan karena sistem lelang mengharuskan pelunasan maksimal lima hari kerja setelah menang lelang.
Meski demikian, ia optimistis pasar mobil listrik bekas akan tumbuh seiring dengan perkembangan ekosistem EV di Tanah Air. Mereka percaya jika produsen mulai memproduksi EV dalam jumlah besar dan layanan aftersales makin terjangkau, maka kepercayaan terhadap EV second hand juga akan membaik.
“Tapi mungkin itu masih cerita 5–6 tahun lagi. Sekarang sih pasarnya belum terbentuk,” ungkapnya.
Di tengah tantangan tersebut, IBID tetap fokus memperluas jangkauan dan memperkuat infrastruktur. Pada Selasa, 15 Juli 2025, IBID meresmikan Sentra Lelang Otomotif Jakarta yang berlokasi di Jl. Raya Bogor KM 27, Jakarta Timur. Fasilitas ini merupakan bagian dari PT Balai Lelang Serasi, anak perusahaan dari PT Serasi Autoraya (SERA), yang berada di bawah naungan Grup Astra.
Kehadiran sentra baru ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas layanan, efisiensi operasional, dan pengalaman pelanggan dalam mengikuti proses lelang, baik secara daring maupun langsung.