Pantaskah Hari Perempuan Internasional Dirayakan
- dok. Serikat Sindikasi
Sementara itu, sepanjang 2017, ada lebih dari 5.000 kasus kekerasan terhadap istri yang dilaporkan ke lembaga pemerintah, seperti polisi atau ke lembaga penyedia layanan seperti rumah sakit.
Selain itu, ada lebih dari 2.000 kasus kekerasan dalam pacaran yang dilaporkan. Kekerasan seksual juga acapkali menimpa perempuan di lingkungan kerja. Berdasarkan rilis yang diterima VIVA dari Labor Institute Indonesia, kekerasan berbasis gender berupa pelecehan seksual. Dari pengamatan mereka, dalam kasus pelecehan seksual di tempat kerja rata - rata buruh perempuan tak mau melapor karena takut kehilangan pekerjaan.
Selanjutnya, berjuang untuk setara>>>
Berjuang untuk setara
Satu hal lagi yang lekat dengan perempuan, yakni ketidaksetaraan gender. Ketidaksetaraan tersebut terjadi nyaris di setiap aspek, yang paling klasik tentu saja ketidaksetaraan dalam lingkungan kerja.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Labor Institute Indonesia menyatakan, ada tiga permasalahan mendasar yang masih dialami para pekerja Indonesia di tempat kerja, yakni kekerasan berbasis gender, sulit mendapatkan hak maternity dan sulit mendapatkan Hak Kepesertaan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Adanya ketimpangan karena pekerja perempuan yang sudah berkeluarga masih dianggap lajang, walaupun pekerja perempuan tersebut sebagai pencari nafkah utama di keluarga. Ditemui pula perekrutan pekerja perempuan khusus lajang dan tidak boleh melahirkan dalam kurun waktu tertentu.
Hak maternity juga merupakan masalah yang sering dijumpai dalam hubungan industrial di tempat kerja. Seperti dalam industri manufaktur, hak untuk mendapatkan cuti haid dan melahirkan masih sulit. Ada beberapa kasus yang ditemui di lapangan, buruh perempuan yang akan melahirkan dipaksa mengundurkan diri.
Sulitnya akses untuk mendapatkan perlindungan BPJS. baik BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan juga masih dialami pekerja perempuan, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit. Buruh perempuan dengan alasan status pekerja borongan dan yang sudah berkeluarga dianggap lajang merupakan alasan manajemen untuk tidak mengcover BPJS para buruh perempuan tersebut.
Industri hiburan juga tak luput dari bias gender. Penyanyi jazz perempuan kebanggaan Indonesia, Andien Asiyah mengaku pernah mengalaminya. Andien bercerita, "Di sosial media saya pernah bilang bahwa hari ini adalah hari, di mana kita bisa kerja sama antargenerasi. Karena di industri saya aja. sejak belasan atau bahkan mungkin puluhan tahun lalu, itu masih banyak bias gender yang enggak cuma saya lihat, tapi juga saya alami," kata Andien, saat ditemui VIVA di kawasan Sudirman, Rabu 7 Maret 2018.