PKS Kalah Lagi Lawan Fahri
- VIVA/M Ali Wafa
Baca: F-PKS: Fahri Hamzah Bukan Bagian dari Partai Lagi
Rangkaian perseteruan ini ditandai kemenangan gugatan Fahri atas pemecatannya di PN Jakarta Selatan. Putusan di PN Jaksel keluar pada Desember 2016. Lalu, PKS yang tak terima kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta. Namun, lagi-lagi PKS keok berdasarkan putusan PT DKI yang keluar Desember 2017
Citra PKS Runtuh
Citra PKS sebagai partai dakwah yang solid menjadi sorotan dengan pemecatan Fahri ini. Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah, Adi Prayitno menilai ada perbedaan PKS era kepemimpinan Anis Matta dengan Sohibul Iman.
Figur Anis mampu membawa PKS solid di kader akar rumput daerah. Bukti Anis berhasil ketika membawa PKS bangkit pasca babak belur soal kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian yang menjerat eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
"Anis relatif bisa menyelesaikan konflik internal PKS secara kekeluargaan. Pola komunikasinya win-win solution. Di era Sohibul kemampuan meredam gejolak internal terlihat lemah," jelas Adi kepada VIVA. Kamis, 2 Agustus 2018.
Meski menang hattrick dalam hukum, namun Fahri dinilai out sider di PKS. Dalam konteks ini, kemenangan Fahri hingga kasasi tak berarti karena hak politiknya di PKS sudah dilucuti. Hal ini termasuk karir sebagai anggota legislatif DPR RI periode 2019-2024. "Boleh saja mengaku kader PKS, tapi ia bukan siapa-siapa lagi. Ia tak memiliki keistimewaan menentukan arah kebijakan partai," tutur Adi.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganalisis sulit bersinergi antara Fahri dengan Sohibul Iman Cs. Perlu keajaiban menurutnya untuk menemukan jalan islah bagi dua kubu yang pecah di PKS. “Susah, Fahri balik ke PKS dengan posisi normal, kalau enggak ada yang ngalah,” tuturnya.
Namun, di satu sisi, perjuangan Fahri dalam menempuh hukum bisa menjadi contoh bagi kader partai lain. Kekalahan hingga tingkat kasasi harus dijadikan pelajaran bagi PKS agar tak memecat kader secara sepihak. "Ini pelajaran bagi PKS agar tak seenaknya dalam prosedur. Apalagi kalah tiga kali oleh seorang Fahri," jelas Ujang kepada VIVA.