Jahanam Baru Flakka

obat PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol) yang diduga narkoba jenis baru serupa Flakka yang membuat penggunanya mengalami gangguan jiwa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id - Ada flakka. Narkoba jenis baru. Kasus narkoba baru mengemuka ketika munculnya kasus puluhan remaja yang mengalami gangguan mental dan kejang-kejang di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Rabu, 13  September 2017.

Dari data yang diperoleh VIVA.co.id, para korban ini setidaknya berjumlah 30-50 orang. Mereka dirawat di tempat berbeda-beda antara lain RSJ Kendari, RSUD Kendari, RS Bhayangkara Kendari, RS Korem 143 Kendari, dan RSUP Bahteramas.

Di RSJ jumlahnya mencapai sebelas orang, RS Korem dua orang, RSUD Abunawas seorang, RS Bhayangkara empat orang, RSUP Bahteramas dua orang, dan sisanya di sejumlah puskesmas.

Badan Narkoba Nasional memang belum memastikan penyebabnya. Namun, setelah melakukan penyelidikan, mereka menduga para remaja itu mengalami kondisi seperti itu usai mengonsumsi narkoba jenis baru, Flakka. Meskipun belakangan, Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Polisi Arman Depari mengemukakan pernyataan berbeda.

Kepala BNN Kendari, Murniaty, menginformasikan flakka adalah narkoba yang bahannya dicampur dari berbagai merek obat atau beberapa jenis narkoba. Dia mengakui institusinya tengah menyelidiki peredaran barang jahannam tersebut.

Untuk kasus di Kendari, Murniaty menyatakan para korban ada yang meracik dan meminum sendiri. Sementara korban lain diberi oleh seseorang yang identitasnya masih ditelusuri.

"Obat yang diminum ini sejenis Flaka, yang campuran dari Somadril, PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol) dan Tramadol," ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSJ Kendari, dr Abdul Razak, membenarkan apa yang dialami para remaja itu diakibatkan oleh obat-obatan atau benda yang bersifat obat. Dia setuju mereka mengalami gangguan mental akibat obat-obatan bukan menderita penyakit mental.

Efek yang ditimbulkan

Salah satu korban berinisial HN, 16 tahun, menceritakan efek flakka pada dirinya. Setelah minum obat-obatan itu, dia  sempat tak sadarkan diri.

Lalu, ia merasa ingin berbuat apa saja dan seakan terbang. Dia juga merasa perasaan itu biasa saja tetapi orang lain yang melihatnya menganggap berbahaya.

"Saya minum ada dua jenis obat. Saya racik sendiri dan saya minum. Jumlahnya ada tujuh butir," kata Hari sambil berbaring dengan kaki dan tangan diikat.