Saldo Hampir Nol, Rafael Tan Eks Anggota SMASH Terselamatkan Berkat Konten Seblak

Jakarta, VIVA – Mantan anggota boyband SMASH, Rafael Tan, mengakui bahwa dirinya sempat mengalami kesulitan finansial akibat pandemi yang membuatnya kehilangan pekerjaan.

Saat pandemi melanda, Rafael mengaku tidak memiliki pemasukan sama sekali. Tabungannya semakin menipis, bahkan nyaris habis. Kondisi ini membuatnya sempat berpikir untuk menjual apartemen yang dimilikinya agar tetap bisa bertahan hidup. 

Bahkan, ia sempat memiliki keinginan untuk pulang ke kampung halamannya di Garut karena tidak ada pilihan lain.

"Semenjak COVID-19 benar-benar nggak ada job sama sekali. Bingung banget karena saldo di ATM hampir nol. Sempat kepikiran untuk jual apartemen," ungkap Rafael.

Di tengah kesulitan tersebut, ia mencoba bertahan dengan membuka usaha kuliner. Ia memulai usaha berjualan baso aci untuk mendapatkan pemasukan harian. Meskipun hasilnya tidak besar, ia tetap bersyukur karena setidaknya ada penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Tak berhenti disitu, ia dengan iseng membuat konten video seblak dan mengunggahnya ke media sosial. Tak disangka, video tersebut viral dan menarik perhatian banyak orang. Sejak saat itu, undangan untuk tampil di berbagai program televisi mulai berdatangan. 

“Awalnya jualan baso aci, sehari dapet Rp200 ribu. Terus iseng bikin konten seblak karena basic-nya memang suka masak, eh ternyata rame dan viral. Dari situ bisa nyelamatin hidup saya,” ujar Rafael dengan penuh rasa syukur.

Rafael juga memiliki tanggung jawab besar sebagai tulang punggung keluarga. Setelah kedua orang tuanya bercerai, ia memilih untuk tinggal bersama sang ibu dan menanggung semua kebutuhan keluarganya.

“Iya, saya tulang punggung keluarga. Papa masih ada, cuma Papa dan Mama sudah pisah. Jadi, saya ikut Mama dan sekarang jadi tanggungan saya. Alhamdulillah, bisa tetap bertahan,” ujarnya.

Bahkan, Rafel mengaku bisa membeli sebuah rumah untuk keluarganya berkat konten seblak tersebut. Walaupun hanya membeli rumah bekas, Rafael tetap senang karena bisa menempatkan keluarganya di tempat yang layak.

“Iya Alhamdulillah, di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ya walaupun cuma rumah bekas tapi seneng,” katanya.