Candra Darusman Rayakan Karya Melalui Album Fisik Terbaru

Candra Darusman
Sumber :
  • ist

VIVA – Sebuah kolaborasi menarik kembali memperkaya khazanah musik Indonesia. Signature Music Indonesia bersama Jagonya Musik & Sport Indonesia (JMSI) resmi merilis album Detik Waktu #2 - Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman dalam format CD, setelah sebelumnya diluncurkan secara digital. Album ini menjadi bentuk penghormatan terhadap dedikasi panjang Candra Darusman sebagai musisi, pencipta lagu, penyanyi, dan pejuang hak cipta di tanah air.

Candra Darusman, sosok yang dikenal luas oleh generasi 1980-an sebagai pemain keyboard/piano dari band legendaris Chaseiro dan Karimata, tidak hanya dikenal lewat talenta bermusiknya. Ia juga pernah mewakili Indonesia di WIPO (World Intellectual Property Organization) di Jenewa, Swiss, pada awal dekade 2000-an. Kiprahnya di dunia musik jazz pun tak terbantahkan—ia adalah penggagas acara Jazz Goes to Campus di Universitas Indonesia, yang hingga kini tetap menjadi ajang musik tahunan bergengsi. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) untuk periode 2022–2027.

Album Detik Waktu #2 memuat 13 lagu pilihan hasil karya Candra yang telah diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh sederet musisi lintas generasi. Setelah sebelumnya dapat dinikmati secara digital, album ini kini hadir dalam bentuk fisik CD yang bisa didapatkan melalui lebih dari 700 gerai KFC di seluruh Indonesia.

“Bersama JMSI, kami merilis format CD dari album Detik Waktu #2 ini melalui ratusan outlet KFC di Indonesia. Saya bersyukur akan lebih banyak pecinta musik Indonesia dapat menikmati lagu-lagu yang saya tulis dan dipersembahkan para penyanyi dan musisi dalam album Detik Waktu #2,” ujar Candra Darusman saat peluncuran album di KFC Kemang, Jakarta, baru-baru ini.

Panji Prasetyo, Executive Producer dari Signature Music Indonesia, menyatakan bahwa penerbitan album fisik ini bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga upaya memperkenalkan kualitas karya Candra kepada generasi muda yang tumbuh di era digital.

“Saat ini, generasi Z dan juga generasi Alpha yang lahir setelah tahun 2010, terbiasa menikmati musik melalui cara streaming. Tinggal buka aplikasi digital, musik bisa kita nikmati. Tapi kebiasaan itu melompati sebuah sisi lain yang juga tak kalah penting dalam menikmati musik. Yaitu ‘memegang fisik musik’ dalam wujud desain sampul, teks lirik lagu dan - terutama - informasi/credits dari musik tersebut,” jelas Panji.