Cegah COVID-19, Masyarakat Diimbau Menahan Diri pada Libur Akhir Tahun

ilustrasi masker.
Sumber :
  • Pixabay

Upaya berlapis pun terus dilakukan pemerintah dalam penguatan protokol kesehatan. Di antaranya penguatan posko desa dan kelurahan, mendorong kepatuhan institusi, serta di level keluarga sebagai garda terdepan pelaksanaan prokes.

Terkait dengan antisipasi lonjakan kasus di akhir tahun, Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana, Nelwan Harahap menyampaikan pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi, antara lain memangkas cuti bersama yang diharapkan dapat mengurangi pergerakan masyarakat untuk memanfaatkan libur akhir tahun. Pemerintah juga membuat kebijakan larangan cuti di momen akhir tahun untuk menunda niat masyarakat bepergian.

Hal yang menjadi kata kunci adalah konsisten dengan prokes, peningkatan cakupan vaksinasi untuk semua kelompok umur guna menekan laju perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia,” ujar Nelwan. Untuk itu, sosialisasi harus terus digencarkan dengan menjangkau komunitas-komunitas agar lebih efektif.

Nelwan juga mengingatkan dan mendorong masyarakat menjaga kedisiplinan dan kesadaran di tingkat individu dalam menjaga prokes.

“Kita meminta seluruh warga masyarakat menunda sedikit kesenangan untuk kemashalatan yang
lebih panjang. Ini akan jadi semangat kita semua,” tandasnya.

Kesempatan sama, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane mengatakan apabila pengendalian wabah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur yang tepat maka pengendalian akan berlangsung sistematis dan panjang.

Saat ini, jelasnya, untuk pencegahan dan pengendalian wabah jenis apapun kita mengikuti petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diimplementasikan di Indonesia. “Kita masih ada beberapa kekurangan. Vaksin lengkap masih 39%, masih jauh dari target 70% yang harus dicapai di akhir tahun ini. Kita harus kerja keras untuk itu,” ujarnya, seraya menambahkan, aplikasi PeduliLindungi harus didorong untuk lebih banyak digunakan.

Menyoroti soal potensi gelombang ketiga, Masdalina menyampaikan saat ini belum terlihat ada indikasi ke arah itu. “Kecuali kalau pintu masuk kita loss-kan (dibuka bebas) karena subvarian Delta ini sudah dekat dengan Indonesia,” ujarnya.

Masdalina menilai, seandainya ada kenaikan kasus, namun tahun ini berbeda dengan situasi tahun
lalu. “Tahun lalu belum ada vaksin, tahun ini sudah ada. Yang penting, sinyal-sinyal terus dipantau agar Indonesia stabil terhadap standar pengendalian yang benar,” katanya.