Fakta-fakta Takjil War Lintas Agama, Bukti Kerukunan Beragama di Indonesia
- ist
Bukti Kerukunan Beragama di Indonesia
Sejumlah warga memadati lapak pedagang takjil di Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin, 6 Mei 2019.
- ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Bisa kita simpulkan, fenomena takjil war ditandai oleh sikap ramah dari penjual dan pembeli, tanpa memandang agama mereka. Senyum, sapaan hangat, dan pertanyaan tentang kabar menjadi awal dari interaksi yang menyenangkan.
Di sini, tidak hanya tentang transaksi jual-beli, tetapi juga tentang membangun hubungan antarmanusia yang menunjukkan bahwa kita semua bersatu.
Beragam makanan dan minuman yang menggugah selera dapat ditemukan di war takjil. Dari kolak pisang, es buah, hingga berbagai gorengan dan kudapan khas daerah, semuanya tersedia di sana.
Ragam menu ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengajarkan kita tentang keanekaragaman budaya Indonesia.
Bagi non-Muslim yang turut serta dalam berburu takjil, ini menjadi kesempatan untuk merasakan dan mempelajari beragam kuliner Ramadan, pengalaman yang memperluas pengetahuan dan rasa menghargai.
Meskipun terdapat persaingan dalam mencari takjil, terutama saat stok mulai menipis, suasana tetap ceria dan penuh kehangatan. Persaingan ini bahkan dianggap sebagai bagian dari keseruan berburu takjil itu sendiri.
Berkelakar, tertawa, dan bersaing untuk mendapatkan 'jajanan' dengan cepat menjadi pengalaman yang menambah keakraban suasana di takjil war.