Pernah Jadi Buruh Pabrik hingga Pembersih Toilet, Lee Jae-myung Kini Terpilih Jadi Presiden Korea Selatan
- AP Photo
VIVA – Lee Jae-myung kini telah resmi terpilih sebagai Presiden Korea Selatan dalam pemilihan mendadak yang diadakan pada 3 Juni 2025.
Kemenangan ini tentunya menandai puncak kesuksesan dari perjalanan hidupnya yang luar biasa, dari masa kecilnya sebagai buruh anak hingga kini menjadi pemimpin negara.
Dari Buruh Anak hingga Presiden
Lee Jae-myung lahir dalam keluarga miskin dan bekerja di pabrik sejak usia muda. Meskipun mengalami cedera fisik dan kesulitan ekonomi, ia berhasil menyelesaikan pendidikan hukum dan menjadi pengacara hak asasi manusia. Karier politiknya dimulai sebagai Wali Kota Seongnam, kemudian Gubernur Gyeonggi, dan kini Presiden Korea Selatan
Cerita hidup orang memang tidak ada yang tahu, begitu pun dengan Lee Jae-myung yang tak ada satu pun yang mengetahuinya.
Perjalanan Lee Jae-myung Jadi Presiden
Jalan sulit Lee Jae-myung menuju kursi kepresidenan Korea Selatan mencerminkan kebangkitan luar biasa bagi negaranya dari kemiskinan yang parah menjadi salah satu negara dengan ekonomi terdepan di dunia.
Ketika Lee, seorang putus sekolah yang kemudian menjadi pengacara yang rawan skandal dan terpilih secara telak pada hari Selasa, lahir pada tahun 1963, produk domestik bruto (PDB) per kapita Korea Selatan sebanding dengan negara-negara sub-Sahara Afrika.
Dikenal karena gaya populis dan blak-blakannya, Lee, pembawa standar Partai Demokrat yang condong ke kiri, sering menganggap asal usulnya yang sederhana telah membentuk keyakinan progresifnya.
“Kemiskinan bukanlah dosa, tetapi saya selalu sangat peka terhadap ketidakadilan yang saya alami karena kemiskinan,” kata Lee dalam pidatonya pada tahun 2022 dikutip dari laman Aljazeera.com pada Rabu, 4 Juni 2025.
“Alasan saya terjun ke dunia politik sekarang adalah untuk membantu mereka yang masih menderita dalam jurang kemiskinan dan keputusasaan yang berhasil saya hindari, dengan membangun masyarakat yang adil dan dunia yang penuh harapan.”
Anak kelima dari tujuh bersaudara, Lee putus sekolah di usia remaja untuk pindah ke Seongnam, kota satelit Seoul, dan bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Pada usia 15 tahun, Lee terluka dalam sebuah kecelakaan di sebuah pabrik pembuatan sarung tangan bisbol, yang menyebabkan dia tidak dapat meluruskan lengan kirinya secara permanen.