Rumput Keluarga Kami Berwarna Pelangi
- U-Report
Aku berkacak pinggang. "Jangan samakan aku dengan kamu!" Siska tertawa meledek. "Berarti benar, Kak Dani memang perlu dikasihani." Aku menjitak pelan kepala Siska. "Kamu tuh yang perlu dikasihani." Siska meringis pura-pura sakit. "Ngaku saja kalau Kak Dani juga ingin keluarga kita seperti keluarga Pak Ubay. Setiap hari libur pergi keluar. Jika tak keluar pun mereka bisa berkumpul," jelasnya. "Tak perlu iri dengan orang lain. Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah," kataku mengutip lirik lagu D'Masiv. Siska mencibir, "Munafik! Padahal Kak Dani iri melihat keluarga Pak Ubay. Kak Dani juga ingin keluarga kita punya mobil bukan?" cecarnya. "Tidak!" sanggahku, meskipun dalam hati aku mengakui tuduhan Siska.
Siapa yang tak ingin bisa bercengkerama dengan keluarga? Ya, aku ingin papa punya waktu yang cukup untuk kami. Soal mobil, aku memang ingin keluarga ini memilikinya, tapi itu tidak terlalu merisaukan. Memang, kadang aku berpikir kenapa papa tidak mau membeli mobil. Menurutku, gaji papa cukup untuk membayar angsuran kreditnya. Ah! Jangankan mobil, beli sepeda motor baru untuk Siska saja papa tak mau. "Melamun berarti mengakui!" tuduh Siska sambil meninggalkanku dengan raut kesal.
Hangat mentari pagi masih kalah hangat dengan adanya papa di rumah. Aku sudah lupa kapan terakhir kali papa meluangkan waktu untuk keluarga di hari Minggu. Tak perlu aku hitung karena yang terpenting adalah kami bisa berkumpul bersama meski pun hanya di rumah. Mungkin akan lebih indah bila kami pergi jalan-jalan, tapi aku tak mau berharap terlalu banyak. Papa pasti akan memperhitungkan berapa rupiah yang harus ditariknya dari mesin ATM.
Kami hanya duduk-duduk di teras rumah sambil ditemani teh hangat dan sepiring singkong rebus. Canda riang kami terganggu oleh suara mesin pemotong rumput yang dipakai Pak Ubay. Ia sedang memangkas rumput di halaman rumahnya. Menyenangkan sekali tampaknya. Tak perlu repot mencabuti satu persatu seperti yang biasa aku lakukan. Lebih menyenangkan lagi, mereka sekeluarga bekerjasama merapikan taman. Istrinya menyirami bunga-bunga, sedangkan kedua anaknya mengumpulkan potongan-potongan rumput yang tercecer. Di pinggir taman, es jeruk telah siap menunggu mereka.