Merayakan Kemenangan di Tengah Pandemi COVID-19
- vstory
Setidaknya untuk dapat mengelompokkan diri kita secara pribadi terkhusus untuk perilaku kita terhadap COVID-19 kita dapat mengacu pad beberapa psikolog sosial di Amerika Serikat (AS) mulai mengembangkan Health Belief Model (HBM) yang masih digunakan secara luas dalam riset perilaku kesehatan hingga kini.
HBM dapat dilihat sebagai perpaduan pendekatan filosofis, medis, dan psikologis untuk menjelaskan kepatuhan atau ketidakpatuhan masyarakat dalam melakukan upaya kesehatan.
Model ini dikembangkan untuk mengeksplorasi berbagai perilaku kesehatan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
HBM terdiri atas enam komponen:
- Persepsi kerentanan (perceived susceptibility), yaitu bagaimana seseorang memiliki persepsi atau melihat kerentanan dirinya terhadap penyakit.
- Persepsi keparahan (perceived severity), yaitu persepsi individu terhadap seberapa serius atau parah suatu penyakit.
- Persepsi manfaat (perceived benefit), yaitu persepsi individu akan keuntungan yang ia dapat jika melakukan upaya kesehatan.
- Persepsi hambatan (perceived barriers), yaitu persepsi individu akan adanya hambatan dalam melakukan upaya kesehatan.
- Petunjuk bertindak (cues to action), yaitu adanya kejadian atau dorongan untuk melakukan upaya kesehatan yang berasal dari kesadaran diri atau dorongan orang lain; misalnya iklan kesehatan atau nasihat dari orang lain.
- Kemampuan diri (self-efficacy), yaitu persepsi individu tentang kemampuan yang dimilikinya. Seseorang yang menginginkan perubahan dalam kesehatannya dan merasa mampu, akan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengubah perilaku kesehatannya; demikian pula sebaliknya.
Di satu sisi, masyarakat kurang memiliki pemahaman seberapa rentan mereka tertular COVID-19, seberapa parah penyakit ini, apa manfaat melakukan pencegahan, dan kurangnya petunjuk untuk bertindak sehingga masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan pandemi COVID-19.
Keyakinan akan kemampuan dan kesanggupan kita untuk dapat menjalankan protokol kesehatan dan bersikap tegas dengan diri sendiri, menghilangkan sikap emosional dan menetapkan tujuan terhindar dari COVID-19.
Agar tahun depan kita bisa berlebaran seperti 2019 lagi, tak ada cara lain tiap kita harus saling mengingatkan tentang wabah ini Kita cemas, akan diri kita, juga akan nasib ke depan,mari bersama menjaga keselamatan.
Keberhasilan penanggulangan Covid-19 adalah berbasis kepada kekuatan masyarakat untuk disiplin agar tetap di rumah, menjaga jarak, memakai masker saat ke luar rumah, dan tidak melaksanakan perjalanan ke manapun seperti mudik atau pulang kampung.