Sastrawan Indonesia yang Muncul pada Masa Pendudukan Jepang

Chairil Anwar
Sumber :
  • vstory

Anas Ma'ruf yang dijuluki "Administrator Kebudayaan" itu juga menerjemahkan karya-karya dari sastrawan terkenal India, Rabindranath Tagore, seperti Gitanyali, Kabir, Shadana, dan Citra. Beliau meninggal bertepatan dengan hari kemerdekaan yaitu 17 Agustus 1980 di umur 57 tahun.

Adapun karya-karya beliau yang telah dipublikasikan antara lain :

  1. .      Mundur Teratur (1950) dalam Ipphos Report
  2. .      Aku Menunggu (1942) dalam Majalah Panji Pustaka
  3. .      Harta (1942) dalam Majalah Panji Pustaka
  4. .      Pandangmu Tuan (1942) dalam Majalah Panji Pustaka
  5. .      Pinta ‘ku Dinda (1942) dalam Majalah Panji Pustaka
  6. .      Anak Pedati (1942) dalam Majalah Panji Pustaka
  7. .      Kampungku di Senjakala (1942) dalam Majalah Panji Pustaka
  8. .      Kisah Zaman (1943)  dalam majalah Keboedajaan Timoer
  9. .      Zaman Baru (1943)  dalam majalah Keboedajaan Timoer
  10. .  Belas Bertempur (1946)  dalam majalah Pembangunan
  11. .  Hidupku Jalinan Rindu (1946)  dalam majalah Pembangunan
  12. .  Ingin Aku Aman Tenteram (1946)  dalam majalah Pembangunan
  13. .  Jaya Sunyi ‘Kau Coba (1946)  dalam majalah Pembangunan
  14. .  Kepada Pahlawan Sejati (1946)  dalam majalah Pembangunan
  15. .  Aku (1946)  dalam majalah Pembangunan dan Arena
  16. .  Disusup Rindu (1946)  dalam majalah Pembangunan dan Arena
  17. .  Lagu Pendayung (1946)  dalam majalah Pembangunan dan Arena
  18. .  Mengapa Kutulis (1946)  dalam majalah Pembangunan dan Arena
  19. .  Terang Bulan di Kaliurang (1946)  dalam majalah Pembangunan
  20. .  Hijrah (1949)  dalam majalah Arena
  21. .  Menebus Dosa (1949)  dalam majalah Hikmah
  22. .  Pada Pengembara Tak Jemu (1949)  dalam majalah Hikmah
  23. .  Sia-Sia (1950) dalam Majalah Mutiara
  24. .  Amir Khusro (1951) dalam Majalah Nasional
  25. .  Mohammad Iqbal (1951) dalam Majalah Nasional

Bakri Siregar

Bakri Siregar adalah penulis sosialis yang dikenal sebagai sastrawan dan kritikus sastra Indonesia. Dia bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada tahun 1952, dan memimpin lembaga tersebut pada tahun 1965.

Siregar lahir di Langsa, Aceh pada 14 Desember 1922. Ia aktif menulis sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1940-an, ini terbukti dengan salah satu karyanya berupa cerita pendek berjudul Tanda Bahagia, yang dimuat dalam surat kabar Raja Asia pada 1 September 1944.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Siregar pergi ke Uni Soviet (kini Rusia) untuk belajar tentang sosialisme. Ia beranggapan bahwa sistem yang diterapkan di Uni Soviet tersebut efisien dan memberi banyak manfaat untuk rakyatnya, sehingga menjadi ideologinya.

Ia juga mengapresiasi penolakan yang dilakukan penulis-penulis Uni Soviet terhadap kosmopolitanisme dan abstraksionisme. Ia menulis banyak drama setelah kembali ke Indonesia, seperti Tugu Putih (1950), Dosa dan Hukuman, dan Gadis Teratai.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.