Cita Rasa Indonesia di Festival Kuliner Taste of Amsterdam
- KBRI Den Haag
Sementara itu, Ikan Pesmol masakan Chef Agus memenangkan penghargaan makanan terbaik “The Best Signature Dish” pilihan pengunjung. Dihargai senilai Florinjne (Fl) 5, Ikan Pespol ini menjadi favorit para pembeli makanan yang ramai mengantri.
Untuk membeli makanan dan minuman, para pengunjung Taste of Amsterdam harus menukar uang Euro dengan Koin Florinjne (nama mata uang Belanda kuno yang dijadikan koin resmi Taste of Amsterdam), dimana Fl 1 dinilai sebesar € 1.25.
Dikunjungi Selebriti Belanda
Pavilijoen Indonesia merupakan salah satu stand yang menarik. Selain menyedot 4.643 pengunjung, beberapa selebriti Belanda secara khusus berkunjung untuk mencicipi makanan Indonesia. Bart van Olphen, koki dan penulis buku masakan terutama ikan, tertarik mengunjungi Pavilijoen Indonesia dan berbincang dengan Indonesia Satu terkait aneka menu ikan yang dimasak mereka. Selain itu juga berkunjung Ramon Beuk, Alain Caron, Jamai Loman dan Nelii Cooman.
Selama festival kuliner tersebut, di Pavilijoen Indonesia dimeriahkan dengan Tari Bajidor Kahot dan Tari Puspanjali yang ditarikan oleh mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia kota Rotterdam. Selain itu musik tradisional dari berbagai daerah juga terus diperdengarkan untuk membuat seolah olah pengunjung berada di Indonesia.
Tak lupa untuk lebih memperkenalkan berbagai tujuan wisata di Indonesia dan menyebarkan informasi-informasi positif Indonesia, disediakan berbagai leaflet dan brosur wisata dalam bahasa Belanda.
Acara pembukaan Taste of Amsterdam 2015, dilakukan pada Kamis (4 Juni 2015) dan Paviljoen Indonesia dibuka oleh KUAI KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo. Para Chef Indonesia Satu yang turut berpartisipasi di Pavilion Indonesia antara lain Genthur Respati (Hilton Hotel Schiphol), Agus Hermawan (Blauw Restaurant), Eduard Roesdi (Indonesian Fine Dining), Didi Han (food-carver) Renske Welsarie Wolf (Cooking Instructor), Yudi Yahya (Eternalis SCRI Brussel) dan Renu Lubis. Untuk semakin memperkuat upaya diplomasi kuliner, para chef ini dibantu oleh para pelajar Hogeschool Den Haag jurusan boga/ kuliner.
Eduard Roesdi, yang lebih dikenal sebagai Chef Edu, menyampaikan bahwa Indonesia Satu merasa senang dapat mempromosikan makanan Indonesia yang diolah menjadi “fine dining” tanpa meninggalkan cita rasa aslinya. Chef Edu juga senang mendapatkan komentar positif dari pengunjung yang menyatakan bahwa makanan yang disajikan berbeda dengan makanan yang biasa mereka rasakan, seperti Gohu Ternate yang rasanya sangat segar dan nikmat.
Mark Smith, seorang food blogger yang hadir di Pavilioen Indonesia memuji Lumpia Lalampa buatan Chef Gentur yang rasanya dinilai luar biasa. Mark sebelumnya tidak pernah merasakan lumpia dengan isi tuna yang disajikan bersama kuah yang rasanya manis gurih.
Secara khusus Rinze Vagelien, fotografer khusus makanan, yang mencoba Nasi Goreng Lado Ijo berkomentar bahwa nasi goreng ini sangat enak, komentarnya “Lekker, I never had this kind of Nasi Goreng before”.
Menurut Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya dari KBRI Den Haag, Taste of Amsterdam adalah acara tahunan berupa festival kuliner yang berlangsung di Amstelpark Amsterdam dan telah menjadi salah satu tujuan wisata di Belanda. Menurut informasi dari panitia, tahun ini Taste of Amsterdam diikuti lebih dari 100 stands makanan dengan pengunjung sekitar 40.000 orang.
"Para pengunjung berasal dari berbagai kalangan termasuk kelompok professional antara lain pebisnis makanan, pemilik restoran, distributor makanan, pemerhati kuliner, kelompok media, dan masyarakat umum lainnya," kata Azis.
