Film-film Nia Dinata Pukau Publik Belanda
- KBRI Den Haag
VIVA.co.id - Karya sineas-sineas Indonesia belakangan ini mendapat apresiasi yang besar dari masyarakat internasional. Walau tidak berbahasa Inggris, karya seni anak bangsa ini mampu menggambarkan kondisi sosial budaya Indonesia terkini dengan media yang populer dan bisa dimengerti secara universal, yaitu film.
Karya itu yang ditunjukkan sineas Nia Dinata lewat film-filmnya kepada publik di Belanda. Sambutan pun luar biasa, ungkap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag hari ini.
Bekerjasama dengan Rumah Budaya Indonesia, KBRI Den Haag mengundang Nia ke Belanda sekaligus menyelenggarakan acara pemutaran film Indonesia dengan tajuk Retrospective Nia Dinata’s Films, selama 30 September hingga 2 Oktober 2015. Bertempat di Filmhuis, Den Haag. Acara ini menampilkan film-film karya Nia Dinata. Sutradara dan produser film Indonesia kelahiran Jakarta itu dikenal lewat film-filmnya yang bertema kontroversial.
Acara pemutaran film dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, Rabu, 30 September dengan menampilkan "Kebaya Pengantin," film pendek berdurasi 15 menit yang diproduksi pada 2011. Hadir pada acara pembukaan tersebut adalah perwakilan dari kalangan industri film, media, Kementerian Luar Negeri Belanda, masyarakat umum Belanda, warga Indonesia yang tinggal di Belanda dan –tentu saja—Nia Dinata.
Menurut Ibnu, film merupakan cara yang baik untuk menjelaskan apa dan siapa diri kita sebenarnya. “Melalui film pula dapat disampaikan nilai-nilai, budaya dan perkembangan Indonesia terkini. Saya berharap, dengan menonton film-film karya Nia Dinata ini, kita bisa melihat dan memahami Indonesia kini, Indonesia yang modern,” Ibnu menambahkan.
Selanjutnya, Ibnu mengatakan bahwa film adalah aset diplomasi Indonesia, dan acara ini bertujuan untuk mempromosikan Indonesia. “Kami berharap acara ini akan menjadi agenda tahunan KBRI Den Haag.”
Usai Kebaya Pengantin, acara sore itu dilanjutkan dengan pemutaran film Perempuan Punya Cerita; Cerita Cibinong, yang diproduksi pada 2008 dan berdurasi 27 menit. Film yang dibintangi Sarah Sechan, Shanty dan Ken Nala Amrytha ini pernah disertakan di berbagai festival film internasional, seperti Bangkok World Film Festival (2008), LA Asian Pacific Film Festival di Los Angeles (2008) dan Swiss Black Movie Film Festival di Jenewa (2010).
Sambutan masyarakat yang memenuhi Zaal 1 Filmhuis Den Haag untuk dua film pertama tersebut sangat positif. Mereka mengapresiasi ide KBRI untuk menyelenggarakan acara pemutaran –khusus-- film Indonesia di Negeri Belanda. Beberapa menyatakan, baru pertama kali menonton film Indonesia dan tak menyangka film Indonesia bisa sebagus itu, dengan tema-tema yang tidak biasa ditemukan dalam masyarakat yang termarjinalkan.
Vita Stekelenburg, seorang penonton dari Utrecht, mengatakan bahwa penyelenggaraan event seperti ini sangat bagus. “Ini sebuah terobosan untuk perfilman Indonesia di dunia internasional,” katanya. “Acara khusus pemutaran film Indonesia semestinya lebih sering diadakan di sini, karena Indonesia-Belanda tak hanya dekat secara historis, tapi juga secara kultur.”