Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson

'Banyak yang Bilang, 2015 Tahun Buruk'

Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.
Sumber :
  • SYDNEY MORNING HERALD/Jeffrey Chan

VIVA.co.id – Indonesia dan Australia bertetangga dekat. Secara geografis, jarak kedua negara tak terlalu jauh.

Kemlu Turut Berduka Cita atas Wafatnya Sabam Siagian

Namun, hubungan kedua negara tak selamanya berjalan mulus. Beberapa kali keduanya bersitegang. Kasus terakhir adalah eksekusi yang dilakukan pemerintah Indonesia pada dua anggota Bali Nine, terpidana mati kasus narkoba asal Australia.

Keputusan Indonesia  membuat Australia marah. Negeri Kanguru itu sempat memanggil pulang dubesnya, meski tak sampai memutus hubungan diplomatik.

Hati-hati Berenang di Malam Hari, Ada yang Disantap Buaya

Bahkan, PM Australia saat itu, Tony Abbott, sempat membuat masyarakat Indonesia kesal, ketika ia menyinggung bantuan yang diberikan Australia pada Indonesia saat terjadi tsunami. Sebagai balasan, rakyat Indonesia mengumpulkan koin untuk mengembalikan dana yang diberikan Australia.

Kini situasi mereda. Perdana Menteri Australia yang baru, Malcolm Turnbull lebih aktif mendekati Indonesia. Ia kembali membuka hubungan, mengunjungi Indonesia, bahkan masuk dalam tataran paling humanis, yaitu berkunjung ke Pasar Tanah Abang, berada di antara ribuan pengunjung, menggulung lengan dan membuka dasi karena kepanasan, lalu selfie bersama Presiden Joko Widodo. Australia dan Indonesia kembali menjalani kehidupan sebagai tetangga yang rukun.

Mencermati hubungan panas dingin kedua negara, VIVA.co.id berinisiatif mengundang Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, guna bertandang ke kantor redaksi. Sebelumnya, Grigson dijadwalkan akan datang pada 14 Januari 2016.

Paedofil Australia Berkedok Turis Incar Anak Indonesia

Namun, ledakan bom di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, membatalkan rencana itu. Pada 9 Februari 2016, Grigson pun berkunjung, dan berbincang bersama dengan tim redaksi. Berikut petikan wawancara kru redaksi dengan Paul Grigson:

Apa faktor meningkatnya hubungan warga Australia dan Indonesia ?
Menurut saya, ada dua gerakan besar. Pertama, pelajar dari Indonesia yang belajar ke Australia berjumlah ribuan pelajar.  Kami adalah negara tujuan nomor satu bagi pelajar Indonesia untuk mengenyam pendidikan. Dan kami sangat senang dengan hal itu,  karena dengan cara itu akan semakin banyak orang Indonesia yang bisa mengetahui Australia. Lulusan universitas Australia menjadi seseorang yang sangat tangguh.  Para pelajar Indonesia berbuat sangat baik di sana termasuk berbaur dengan komunitas kami. Banyak asosiasi pemimpin internasional yang merupakan pelajar dari Indonesia, sehingga arus pelajar Indonesia yang masuk ke Australia sangat penting.

Hal yang kedua adalah turis Australia yang datang ke Indonesia. Ada banyak sekali turis yang datang ke Indonesia, turis Australia menetap lebih lama di Indonesia dibandingkan dengan turis dari negara lainnya. Mereka habiskan banyak uang dan waktu dibandingkan dengan turis dari Jepang misalnya, atau Singapura dan Malaysia serta China. Banyak mitologi mengenai turis kami, tetapi kenyataannya mereka tidak menyebabkan masalah apa pun di Indonesia. Dalam satu tahun ada sekitar 970.000 turis Australia yang datang ke Bali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya