'Belgia Bagian dari Dunia Muslim'
- VIVA.co.id / Purna Karyanto
Ini adalah hal yang sangat rentan. Anda memiliki banyak pemikiran pascaserangan di Brussels. Serangan yang terjadi tanggal 22 Maret itu, juga membuat negara Eropa lainnya bertanya-tanya terlebih mengenai situasi ekonomi dan sosial.
Sangat penting bagi kami untuk mengatakan, bagaimana melihat suatu peristiwa, atau kejadian dari sisi positif. Misalnya, menyebarkan informasi kepada orang-orang mengenai kesuksesan para imigran di Belgia, lalu kisah mengenai tercapainya hidup berdampingan.
Selain itu, mengingatkan kembali keluarga-keluarga kecil dari Turki dan Maroko, yang tiba di Belgia tahun 1955. Saya tekankan bahwa mereka telah mengambil bagian dari peningkatan ekonomi Belgia saat itu.
Namun, hal ini memang sulit, karena kami memiliki suara-suara ekstrem, kami memiliki partai politik yang ekstrem yang mencoba memanfaatkan ketakutan masyarakat dan menciptakan kebencian.
Karena itulah, harus dibendung dengan cerita-cerita yang saya jelaskan sebelumnya. Kami, khususnya pemerintah daerah dan komunitas lokal, harus terus bekerja keras, agar komunitas Muslim di Belgia merasa diterima dan menjadi bagian dari masyarakat.
Membuat suatu kebencian tidak akan membantu menyelesaikan masalah, namun kami percaya bahwa pada akhirnya pemahaman dari masyarakat akan tercapai.
Saya tidak menyangkal adanya ketegangan. Namun, jika melihat Belgia sebagai kota yang dijadikan sebagai pusat bersembunyinya para teroris di Eropa, memang hal itu yang harus kami selesaikan dalam sektor keamanan.
Baca:
Saat ini, bagaimana kondisi di Brussels?
Terus terang, kami masih trauma. Semua orang di Brussels, baik Kristen maupun Muslim. Jalanan di Brussels, masih tidak seperti dahulu yang terkenal sebagai kota gemerlap lampu saat malam, orang-orang memenuhi kafe dan bar.
Namun, saya percaya, dengan bekerja sama dari seluruh elemen masyarakat, Brussels tetap menjadi salah satu kota yang sangat menyenangkan untuk disinggahi dan ditinggali di Eropa. Mungkin salah satu tempat yang paling ingin dikunjungi seperti ke museum, restoran, taman, dan lainnya.
Memang, bandara belum akan sepenuhnya berfungsi dalam beberapa minggu ke depan, tetapi kami terus mencoba untuk memulihkan semua dan tidak membiarkan kekerasan serupa terulang kembali.