Pertumbuhan Ekonomi Lambat, BI Rate Diharapkan Turun Lagi

Kantor Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memandang, kebijakan moneter Bank Indonesia dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sampai di level 6,5 persen belum terlalu merangsang pertumbuhan perekonomian nasional.

BI Rate Turun Jadi 4,75 Persen, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025

Direktur Peneliti CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengungkapkan, meskipun BI Rate sudah empat kali diturunkan dalam enam bulan terakhir, tingkat suku bunga acuan Indonesia tercatat masih yang tertinggi di negara berkembang.

"Padahal dengan inflasi yang rendah, ruang penurunan suku bunga masih sangat terbuka," ujar Faisal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu 20 Juli 2016.

Rupiah Melemah Usai Pemangkasan BI Rate dan Penantian Langkah The Fed

Faisal menilai, transmisi kebijakan penurunan BI Rate ke sektor riil juga masih terkoreksi lambat. Tercatat sampai saat ini, suku bunga kredit masih bertahan di level 12,6 persen. Sementara suku bunga deposito, juga berada di level 7,6 persen di bulan Juni 2016.

"Malaysia itu lebih tinggi inflasi dari suku bunga acuannya," katanya.

Dibuka Memerah, IHSG Pede Lanjut Menguat Imbas Derasnya Capital Inflow

Pada akhirnya, lanjut Faisal, tingginya suku bunga kredit pun memengaruhi tingkat permintaan kredit perbankan. Pertumbuhan kredit perbankan tahunan hingga April, hanya tercatat sebesar delapan persen. Ini merupakan tingkat pertumbuhan kredit terendah, sejak lima tahun terakhir.

"Tahun 2015, itu pertumbuhan kredit masih tumbuh double digit. Bahkan kredit di sektor pertambangan dan penggalian masih mampu tumbuh sepuluh persen," ujarnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Rupiah Melemah Usai BI Rate Dipangkas Demi Pacu Kredit Perbankan

Di pasar spot hingga pukul 09.07 WIB rupiah ditransaksikan di level Rp 16.474 per dolar AS, melemah 37 poin atau 0,23 persen dari Rp 16.437 per dollar AS.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2025