Buka Peluang Turunkan BI Rate Lagi, Bos BI: Tunggu Tanggal Mainnya
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, pihaknya siap kembali menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate, demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2025 ini.
Bahkan sejak bulan September 2024 hingga Juli 2025, Perry memastikan bahwa upaya serupa juga telah dilakukan BI dengan menurunkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali, yang masing-masingnya sebesar 25 basis poin (bps).
Perry menjelaskan, langkah BI tersebut tentunya dilakukan berdasarkan sejumlah pertimbangan. Misalnya terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Karena itu, dengan masih terjaganya inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, maka Perry pun mengakui bahwa masih ada potensi penurunan suku bunga acuan alias BI Rate lebih lanjut kedepannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
"Ke depannya BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat KSSK Kuartal II-2025, Senin, 28 Juli 2025.
Namun, mengenai kapan pastinya penurunan BI Rate itu akan dilakukan pihak Bank Sentral, Perry pun hanya menjawabnya singkat.
"Tunggu tanggal mainnya," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya penurunan BI Rate telah dilakukan BI pada September 2024, dari 6,25 persen menjadi 6 persen. Penurunan BI Rate selanjutnya terjadi pada Januari 2025, dimana BI menurunkan suku bunga acuan dari 6 persen menjadi 5,75 persen.
Konferensi Pers KSSK, Senin, 28 Juli 2025
- [Istimewa]
Kemudian pada Mei 2025, BI kembali menurunkan BI Rate dari 5,75 persen menjadi 5,5 persen. Terakhir, penurunan BI Rate dilakukan kembali dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 15-16 Juli 2025, yakni sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 5,25 persen.
Perry menekankan, keputusan ini konsisten dengan makin rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1 persen, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
"Pada akhir tahun 2025 ini, inflasi diperkirakan berada di kisaran 2,5 persen, dan inflasi inti berada di kisaran 2,4 persen," ujarnya.