Ketua Pansus RUU Pemilu Optimistis Bekerja Secara Intensif

Ketua Panitia Khusus RUU Pemilu, Lukman Edy.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur

VIVA.co.id – Anggota Komisi II DPR RI Lukman Edy terpilih dan disahkan menjadi Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilu dalam rapat perdana Pansus yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, di Gedung DPR RI Jakarta, pada Senin malam 21 November.

Pemerintah Mulai Susun Draf RUU Pemilu

“Dari perolehan suara Pansus, tergambar bahwa fraksi yang akan duduk sebagai Pimpinan Pansus RUU Pemilu yaitu paket Ketua dari FPKB, Wakil Ketua dari F-Gerindra, Demokrat, dan PAN dengan perolehan 15 suara,” kata Fadli Zon saat membacakan hasil musyawarah mufakat dan lobi antar fraksi.

Pemilihan pimpinan Pansus berlangsung alot dan sempat diwarnai perbedaan pendapat terkait mekanisme perhitungan paket pimpinan. Dalam rapat yang dimulai pukul 21.30 WIB itu, terpilih paket pimpinan dengan komposisi Ketua Pansus Lukman Edy (FPKB), sementara tiga wakil terpilih yaitu Ahmad Riza Patria (F-Gerindra), Benny K Harman (F-Demokrat) dan Yandri Susanto (F-PAN).

Komisi II DPR Tekankan Masalah Politik Uang dalam Revisi UU Pemilu

Fadli Zon mengatakan, Pansus RUU ini cukup penting karena melalui mereka akan melahirkan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilu yang merupakan gabungan dari tiga RUU, yakni UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif, UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

Sementara itu, Ketua Pansus terpilih Lukman Edy optimis Pansus dapat bekerja secara maraton dan intensif, meskipun waktu pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu sangat terbatas.

Baleg DPR Pastikan RUU Pemilu Dibahas dari Awal lagi, Bukan Carry Over

“Semua peraturan dan perundangan tentang kepemiluan ini harus selesai 22 bulan sebelum pelaksanaan tahapan pemilu di tahun 2019. Berdasarkan waktu seperti itulah, Pansus akan menyusun jadwal pembahasan,” kata Politisi PKB ini.

Lukman mengatakan, poin-poin yang akan direvisi dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu tersebut meliputi sistem terbuka-terbatas, waktu penyelenggaraan pemilu Presiden dan pemilu legislatif, wacana pengembangan daerah pemilihan, dan syarat usia minimal menjadi anggota KPU yang ditingkatkan menjadi 10 tahun, yakni dari 35 tahun menjadi 45 tahun. (webtorial)

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto

Wamendagri Bima Arya Tegaskan Revisi UU Pemilu-Pilkada Tak Pakai Sistem Omnibus Law

Wamendagri, Bima Arya mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah mematangkan konsep dan menyamakan cara pandang terhadap isu-isu strategis dalam Revisi UU Pemilu

img_title
VIVA.co.id
11 Juni 2025