Sektor Tambang Belum Pulih, Pendapatan United Tractors Turun

Ilustrasi pertambangan.
Sumber :
  • MARKO DJURICA/REUTERS

VIVA.co.id – Emiten alat berat dan sektor pertambangan PT United Tractors Tbk mencatat kinerja sepanjang 2016 mengalami penurunan. Pendapatan bersih konsolidasi turun delapan persen menjadi Rp45,5 triliun dibandingkan Rp49,3 triliun pada 2015. 

Intraco Penta Catat Pendapatan Usaha Rp476 Miliar pada Semester I-2025

Presiden Direktur United Tractors, Gidion Hasan, menuturkan, penurunan pendapatan bersih ini utamanya disebabkan oleh penurunan volume produksi dan pendapatan dari unit usaha kontraktor penambangan. 

“Masing-masing unit usaha seperti mesin konstruksi memberikan kontribusi 32 persen, kontraktor penambangan 53 persen, pertambangan menyumbang 11 persen, dan industri konstruksi hanya 4 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasi,” kata Gidion dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 27 Februari 2017.

Pendapatan Chandra Asri Pacfic Melonjak 237,7 Persen Semester I-2025 Gegara Hal Ini

Ia menjelaskan, laba bersih perseroan sepanjang 2016 mencapai Rp5 triliun. Perolehan tersebut naik 30 persen jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015 yang sebesar Rp3,9 triliun. Namun, kondisi tersebut setelah adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan pada 2015.

“Jika tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai ini, laba bersih perseroan turun 22 persen dari tahun 2015 yang sebesar Rp6,4 triliun,” tuturnya. 

Semester I-2025, TBS Energi Catat Pendapatan Senilai US$172,2 Juta

Untuk segmen usaha mesin konstruksi, kata dia, perseroan mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 3 persen menjadi 2.181 unit, dibandingkan dengan 2015 sebanyak 2.124 unit. Peningkatan penjualan alat berat tersebut didorong oleh peningkatan penjualan di sektor konstruksi dan pertambangan. 

"Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 32 persen (berdasarkan riset pasar internal)," ujarnya.

Di sisi lain, dia melanjutkan, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 5 persen menjadi Rp5,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi mencatat peningkatan 7 persen menjadi Rp14,6 triliun.

Sementara itu, di bidang usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara, mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 21 persen menjadi Rp24 triliun, dibandingkan Rp30,5 triliun pada 2015.

Adapun, untuk segmen usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung, penjualan batu bara pada 2016 meningkat 48 persen menjadi 6,8 juta ton, didorong oleh peningkatan kapasitas produksi dan cuaca yang kondusif.

Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha pertambangan meningkat 34 persen menjadi Rp5,1 triliun dibandingkan Rp3,8 triliun pada 2015. (art)

Kepala Perwakilan BI Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan

BI Sebut Sektor Tambang Bantu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di Maluku Utara

Sejak beroperasi di 2018, IWIP telah menyerap puluhan ribu tenaga kerja yang 75 persen di antaranya berasal dari Maluku Utara.

img_title
VIVA.co.id
25 September 2025