Korban Teror Biadab di Masjid Selandia Baru Bertambah Jadi 50 Orang

Paramedis menolong korban penembakan masjid di Selandia Baru
Sumber :
  • Sumber BBC

VIVA – Korban kebiadaban aksi teror penembakan jemaah Masjid Al Noor dan Linwood, Selandia Baru, bertambah satu orang, sehingga menjadi 50 orang. Otoritas kepolisian setempat pada Minggu pagi memastikan data ini.

Komisi IV DPR Tingkatkan Kerja Sama Pertanian dengan RRT-New Zealand

Dilansir dari Aljazeera, Minggu, 17 Maret 2019, dilaporkan setidaknya 36 korban masih harus mendapatkan perawatan intensif. Dua belas korban di antaranya masih dalam kondisi kritis.

Dalam laporan Aljazeera, korban yang menjadi penembakan brutal adalah berprofesi guru, insinyur, dan akuntan. Sebagian korban diketahui hijrah ke Selandia Baru beberapa dekade lalu. Namun, sebagian korban juga ada yang sedang melakukan kunjungan singkat.

Tantangan Diplomatik Selandia Baru dalam Menghadapi Ambisi China di Pasifik

Adapun pejabat di Selandia Baru belum merilis secara keseluruhan jemaah yang ditembak secara brutal oleh pelaku yang diketahui adalah Brenton Harrison Tarrant, pria kelahiran Australia.

Data sementara pihak Kementerian Luar Negeri Selandia Baru dan diplomat dari seluruh dunia sudah mengidentifikasi 15 korban. Ke-15 korban tersebut diidentifikasi berasal dari Afghanistan, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, dan Mesir.

Protes Besar-Besaran di Auckland, Penduduk Asli Maori Tolak Isu LGBT di Tengah Rainbow Parade

Sebelumnya, dilaporkan satu orang Warga Negara Indonesia dipastikan tewas atas penembakan brutal di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru. Dia adalah Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid.

Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengatakan Lilik ada di dalam masjid tersebut saat serangan penembakan yang dilakukan oleh Brenton Tarrant pada Jumat, 15 Maret 2019.

Menurut Tantowi, Lilik sudah lama tinggal di kota Christchurch, Selandia Baru. Dia bermukim di kota itu sejak 2003. (ase)

Ilustrasi menggunakan media sosial.

Selandia Baru Rancang UU Baru: Anak di Bawah 16 Tahun Tak Boleh Main Medsos

Perdana Menteri Selandia Baru menilai dampak medso dinilai berbahaya untuk anak-anak.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2025