Ini Deretan Jurnalis Al Jazeera yang Meninggal di Tengah Perang
- Al Jazeera Media Network via AP
Menurut saksi mata, Hussein, seorang fotografer untuk stasiun radio Voice of the People yang berbasis di Gaza, juga mengenakan rompi pelindung bertanda “PRESS” pada saat dia ditembak.
Beberapa hari sebelumnya, Yaser Murtaja, seorang fotografer dengan agensi Ain Media yang berbasis di Gaza, meninggal pada 7 April akibat luka tembak yang ditimbulkan oleh pasukan Israel pada hari sebelumnya. Murtaja, 30, dipukul di bagian perut meski juga mengenakan jaket antipeluru berwarna biru bertuliskan "PRESS" saat meliput aksi protes di Khuza'a di selatan Jalur Gaza.
Israel melancarkan serangan paling mematikan di Gaza dari 8 Juli hingga 26 Agustus 2014. Serangan itu menewaskan sedikitnya 2.100 orang dan melukai lebih dari 11.000 lainnya di Gaza. Tahun itu juga merupakan tahun paling mematikan bagi jurnalis di Palestina. Setidaknya 17 wartawan tewas pada tahun 2014, menurut Kementerian Informasi Palestina.
Mereka yang tewas termasuk: Abdullah Fadel Murtaja, Ali Shehta Abu Afash, Hamada Khaled Muqat, Simone Camelli, Shadi Hamdi Ayad, Abdullah Nasr Khalil Fajjan, Muhammad Majed Daher, Muhammad Nour al-Din Mustafa al-Diri, Rami Fathi Hussein Rayan, Sameh Muhammad al-Arian, Ahed Afif Zaqout, Izzat Salama Dahir, Bahaa al-Din al-Gharib, Abd al-Rahman Ziyad Abu Hein, Khaled Riad Muhammad Hamad, Naglaa Mahmoud al-Hajj, Hamed Abdullah Shehab.
Dari awal Intifada Kedua pada tahun 2000 hingga 2012 setidaknya 25 jurnalis lainnya dibunuh oleh pasukan Israel. Mereka yang tewas antara lain: Muhammad Musa Abu Eisha (2012), Mahmoud Ali Ahmad al-Koumi (2012), Hussam Muhammad Salama (2012), Cevdet Kiliclar (2010), Alaa Hammad Mahmoud Murtaja (2009), Ihab Jamal (2009), Hassan Al-Wahidi (2009), Basil Ibrahim Faraj (2009), Omar Abdel-Hafiz Al-Silawi (2009), Fadel Sobhi Shana'a (2008), Hassan Ziyad Shaqoura (2008), Muhammad Adel Abu Halima (2004), Khalil Muhammad Khalil Al-Zaben (2004), James Henry Dominic Miller (2003), Nazih Adel Darwaza (2003), Fadi Nashaat Alawneh (2003), Issam Mithqal Hamza Al-Talawi (2002), Imad Sobhi Abu Zahra (2002), Amjad Bahjat Al-Alami (2002), Jamil Abd Allah Nawara (2002), Ahmed Noaman (2002), Raffaele Chirilo (2002), Muhammad Abdul-Karim Al-Bishawi (2001), Othman Abdul-Qader Al-Qatani (2001), Aziz Youssef Al-Tanh (2000).
Kurangnya akuntabilitas Israel
Pembunuhan Abu Akleh sekali lagi menyoroti kurangnya akuntabilitas dalam serangan mematikan Israel terhadap jurnalis dan pekerja media. Israel telah menawarkan untuk melakukan penyelidikan bersama atas pembunuhan Abu Akleh dengan otoritas Palestina, sebuah proposal yang ditolak oleh otoritas Palestina.