Begini Respons Dasco soal Baliho Prabowo Mejeng di Israel
- X/AbrahamShield25
Jakarta, VIVA – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara terkait foto-foto baliho bergambar Presiden RI Prabowo Subianto bersama sejumlah pemimpin dunia yang viral di media sosial di beberapa titik di Tel Aviv.
Dasco menegaskan bahwa adanya foto Presiden Prabowo Subianto dalam baliho tersebut harus di cek kembali.
"Ya kita kemudian baru melihat itu juga. Ya pendapat kami bahwa itu mungkin perbuatan yang kemudian dilakukan itu perlu dicek juga," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 30 September 2025.
Presiden Prabowo Subianto hadiri forum PBB di New York
- Tim Media Presiden Prabowo Subianto
Kendati demikian, Dasco belum bisa memberikan komentar terlalu banyak terkait baliho Prabowo tersebut. Namun, ia mempertanyakan maksud dari foto Prabowo yang ada di baliho tersebut.
"Kita belum bisa menyimpulkan sebenarnya maksud dan tujuannya apa begitu," pungkasnya.
Sebagai informasi, Baliho yang disebut terpampang di beberapa titik di Tel Aviv itu menampilkan Prabowo berjejer dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, serta Raja Yordania Abdullah II.
Di barisan depan tampak pula Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS), Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi, hingga Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Sementara di tengah mereka berdiri Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pada baliho itu terpampang tulisan besar berbahasa Inggris yang berarti, “Tuan Presiden, Israel Berdiri di Samping Rencanamu, Kunci Kesepakatan”, lengkap dengan logo abrahamshield.org di bagian bawah.
Sementara, Kementerian Luar Negeri RI menegaskan sikap tegas pemerintah terkait isu normalisasi hubungan dengan Israel.
Juru Bicara Kemlu RI, Yvonne Mewengkang, memastikan Indonesia tidak akan pernah membuka ruang pengakuan ataupun normalisasi dengan Israel, kecuali negara itu terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
“Posisi Indonesia sangat clear bahwa tidak akan ada pengakuan dan normalisasi dengan Israel baik melalui Abraham Accords atau platform lainnya, kecuali Israel terlebih dahulu mau mengakui negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” tegas Yvonne dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa 30 September 2025.