Jual Daging Paus di Mesin Otomatis, Perusahaan Jepang Dikecam
- BBC Photo.
VIVA Dunia – Sebuah perusahaan perburuan paus di Jepang mendapat kecaman dari para aktivis hak-hak hewan setelah pihak perusahaan mulai menjual daging ikan paus dari mesin penjual otomatis, sebagai paya untuk meningkatkan konsumsi publik.
Kyodo Senpaku, yang kapalnya memimpin armada penangkap ikan paus Jepang selama ekspedisi kontroversialnya ke Samudra Selatan, membuka mesin penyimpanan kujira (daging paus) pertamanya di dua lokasi di Tokyo bulan ini setelah uji coba yang sukses pada akhir tahun lalu.
Mesin tersebut menjual berbagai produk daging ikan paus, termasuk makanan kaleng yang berisi daging yang diimpor dari Islandia, bacon, steak, dan daging merah yang dapat dimakan mentah sebagai sashimi. Harga berkisar dari 1.000 hingga 3.000 yen atau Rp344 ribu.
Daging paus dijual di pasar Jepang.
- Istimewa.
Meskipun daging ikan paus merupakan sumber protein pokok di Jepang selama kekurangan pangan pascaperang, namun orang yang mengkonsumsi daging tersebut menurun setelah tahun 1960 karena daging babi, ayam, dan daging sapi menjadi lebih terjangkau.
Menurut kementerian pertanian, kehutanan, dan perikanan Jepang, konsumen mengonsumsi 233.000 ton daging ikan paus pada tahun 1962, melampaui angka daging sapi (157.000 ton) dan ayam (155.000 ton). Namun, pada 2021, rakyat Jepang hanya mengonsumsi 1.000 ton daging ikan paus.
Meski demikian, Kyodo Senpaku mengatakan penjualan awal dari tujuh mesin penjual otomatisnya di Tokyo membuktikan bahwa masih banyak orang yang menyukai masakan tradisional. "Penjualan telah melampaui ekspektasi kami, meski produknya tidak bisa dibilang murah,” kata Konomu Kubo, juru bicara perusahaan.
"Beberapa item telah terjual habis,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa pelanggannya adalah campuran dari orang tua dan orang muda yang ingin tahu bagaimana rasa daging ikan paus. Tetapi para juru kampanye menuduh perusahaan tersebut melakukan upaya aneh untuk menopang industri paus yang merosot di Jepang.
"Langkah pemasaran dingin ditujukan untuk meningkatkan penyerapan makanan yang berhubungan dengan ikan paus sebagai langkah lain dalam mencoba melindungi industri, dan membalikkan penurunan konsumsi daging ikan paus di Jepang," kata Konservasi Paus dan Lumba-lumba mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Melansir dari The Guardian, Rabu, 25 Januari 2023, mereka menambahkan bahwa pada tahun 2020 Pemerintah Jepang memberikan subsidi sebesar 5 miliar yen untuk menopang industri perburuan paus.