Cucu Mantan Presiden Korea Selatan Ditangkap Karena Narkoba
- canada.com
VIVA Dunia – Cucu mendiang mantan Presiden Korea Selatan, Chun Doo Hwan, ditangkap di Bandara Internasional Incheon. Penangkapannya dilakukan pada Selasa, 28 Maret 2023, atas dugaan penggunaan narkoba ilegal.Â
Chun Woo Won ditahan oleh petugas dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, setelah tiba di bandara pada pukul 06.00 pagi waktu setempat. Diketahui, cucu mantan presiden itu terbang dari New York ke Korea Selatan. Dia kemudian dibawa ke kantor polisi untuk penyelidikan.Â
Woo Won, anak dari putra kedua Chun Jae Yong, menjadi berita utama awal bulan ini. Hal itu sejalan dengan pengungkapannya melalui online, dan melalui wawancara media tentang ketidakberesan yang melibatkan keluarganya.Â
Chun Woo Won bersama dengan kakeknya Chun Doo Hwan dan neneknya
- Instagram @hope.with.jesus/Kpop Chart
Melansir dari The Sundaily, Selasa, 28 Maret 2023, Chun Doo Hwan, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 1980-1988, banyak dikritik karena tindakan keras terhadap pemberontakan pro-demokrasi di Gwangju pada tahun 1980. Tindakan berdarah itu juga menyebabkan ratusan orang tewas.Â
Dalam sebuah video yang diunggah secara online dari New York, sang cucu menyebut kakeknya sebagai pembantai. Dia juga menuduh keluarganya menggunakan uang dari aset tersembunyi.Â
Dalam video YouTube lainnya, Woo Won mengatakan dia dan kenalannya telah menggunakan obat-obatan terlarang, seperti ekstasi dan narkotika lainnya saat live streaming.
Pada hari Minggu, 26 Maret 2023, dia mengatakan di akun media sosialnya bahwa dia akan kembali ke Korea Selatan untuk mengunjungi Gwangju. Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada para korban penumpasan militer tahun 1980.Â
Polisi berencana untuk melakukan tes narkoba pada Woo Won, dan menyelidiki dugaan penggunaan narkoba. Setelah pemeriksaan, polisi baru dapat menentukan apakah akan meminta surat perintah penangkapan untuknya atau tidak.
2.000 Pekerja Bandara di Korea Selatan Mogok Kerja, Apa Penyebabnya?
Menurut laporan, sekitar 2.000 pekerja, termasuk petugas kebersihan, pengatur lalu lintas udara, pemadam kebakaran, teknisi, dan operator terminal, mengikuti aksi mogok
