Kenya Diduga Diretas Hacker China Gegara Utang, RI Diimbau Waspada

Hacker.
Sumber :
  • Unsplash

Jakarta – Dunia saat ini tengah menyoroti aksi peretas China yang diduga menargetkan pemerintah Kenya, dalam serangkaian intrusi digital yang meluas selama bertahun-tahun terhadap kementerian dan lembaga negara utama. 

Mantan Menteri Pertanian China Dijatuhi Hukuman Mati karena Terima Suap Rp628 Miliar

Perentas negeri tirai bambu ini menargetkan delapan kementerian utama Kenya, termasuk kementerian luar negeri dan keuangan, serta departemen Luar Negeri, sejak 2019-2022. 

Serangan dunia maya juga menargetkan Kepresidenan Kenya dan memengaruhi National Intelligence Service (NIS), setelah penyerang secara diam-diam mengakses server email yang digunakan oleh agen mata-mata tersebut.

China’s Expanding Footprint Puts ASEAN Centrality in the Spotlight

Ilustrasi spionase.

Photo :
  • redherring.com

Dari berbagai informasi di media massa maupun media sosial, peretasan tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang utang Kenya kepada Beijing, yang menjadi penghubung strategis dalam Inisiatif China Road and Bridge Corporation (CRBC). 

Terima Suap Rp 627 Miliar Sejak 2007, Eks Menteri Pertanian China Dijatuhi Hukuman Mati

Menanggapi hal ini, Dewan Pimpinan Pusat Pelajar Islam Indonesia (DPP PII) mengingatkan negara-negara dunia khususnya Indonesia yang memiliki hubungan kerjasama dengan Tiongkok, untuk senantisa mewaspadai dugaan aksi spionase Beijing. 

Wakil bendahara umum DPP PII, Furqan Raka mengatakan peretasan yang dilakukan China memanfaatkan kemampuan spionase untuk memantau dan melindungi kepentingan ekonomi dan strategis di luar negeri. 

“Dari berbagai laporan media, disebutkan hal ini dilakukan Beijing karena CRBC sedang dalam proses menghentikan operasinya di Kenya dan pindah kembali ke China dalam waktu dekat,” kata Furqan Raka kepada wartawan, pada Jumat, 23 Juni 2023. 

Sejumlah besar dokumen dicuri oleh perentas dari Kementerian Luar Negeri dan Perbendaharaan Nasional Kenya. 

Serangan dunia maya ini diketahui dilakukan oleh perentas Tiongkok selama bertahun-tahun dan dimulai pada 2019, ketika China menghentikan kredit ke Kenya setelah negara di Afrika tersebut kesulitan membayar hutang beserta bunga kepada Beijing. 

China sendiri diketahui telah memberikan pinjaman hampir US$160 miliar atau setara dengan Rp2,3 kuadriliun ke negara-negara Afrika antara 2000 hingga 2020, untuk proyek infrastruktur berskala besar. 

Kenya sendiri menggunakan lebih dari US$9 miliar atau Rp134,9 triliun pinjaman dari China sebagai dana untuk membangun atau meningkatkan proyek infrastruktur jalan seperti jalur kereta api, pelabuhan, dan jalan raya. 

“Akan tetapi, industri kereta api Kenya ternyata merugi sebesar US$9,2 juta atau Rp129 miliar per bulan sehingga KA Kenya diyakini tidak akan dapat membayar utang kreditor China,” ungkap Furqan Raka. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya