Aktivis Pro-Palestina Sebut Zionisme Tak Akan Bisa Kalahkan Hamas, Israel Dibangun Atas Kebohongan

Demonstrasi mendukung Palestina.
Sumber :
  • AP Photo.

Gaza – Aktivis dan penulis Israel, Miko Peled, cucu salah satu penandatangan Deklarasi Kemerdekaan negara Yahudi tahun 1948, mengkritik kebijakan negaranya terhadap Palestina, dengan menyatakan bahwa Tel Aviv tidak dapat mengalahkan Gaza.

Skandal Gilaa, Rahasia 75 Tahun Senjata Nuklir Israel Bocor ke Tangan Intelijen Iran

Penulis, yang ayahnya menjabat sebagai jenderal dalam Perang Enam Hari tahun 1967, berbicara tentang perjalanannya sebagai aktivis yang mengadvokasi hak-hak warga Palestina, dan mengevaluasi konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Saya berasal dari keluarga patriotik Zionis yang sangat terkemuka. Saya tumbuh sebagai seorang patriot, pendukung kuat negara saya, dan tentu saja, Zionisme,” kata Peled, yang lahir di Yerusalem pada tahun 1961.

Terpopuler: Penangkapan Penembak Brigadir Bagus, Beban Berat Dihadapi Prabowo-Gibran

Dia menekankan bahwa tidak ada tempat yang disebut Palestina dalam filosofi dasar Zionisme, Peled mengatakan: "Menurut Zionisme, itu adalah tanah Israel, dan tanah itu bukan milik orang Palestina yang tinggal di sana, tetapi milik semua orang Yahudi di dunia. Jika anda punya ideologi supremasi, yaitu jika anda berpendapat bahwa satu kelompok memiliki hak lebih dari yang lain, maka anda harus menggunakan kekerasan. Anda harus memiliki rezim apartheid agar ideologi rasis ini terwujud. Itulah negara Israel," ujarnya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Jumat, 24 November 2023.

Miko Peled.

Photo :
  • Istimewa.

Wamenlu: RI Tak Bisa Terima Relokasi Warga Gaza

Peled, menunjukkan bahwa masalah Israel-Palestina tidak dimulai bulan lalu, tetapi 75 tahun yang lalu dengan berdirinya Israel.

"Sebagai sebuah gerakan, Zionis dan kemudian negara yang lahir dari gerakan ini menyatakan perang terhadap rakyat Palestina. Di Dalam perang ini, kita menyaksikan pembersihan etnis, kebijakan genosida, dan rezim apartheid yang rasis," bebernya.

Dia juga Menggambarkan Israel sebagai negara teroris. Peled juga menarik perhatian pada penindasan yang dialami warga Palestina selama bertahun-tahun.

“Warga Palestina berada dalam bayang-bayang terorisme setiap hari. Anda tidak tahu apakah Anda akan dipukuli atau dibunuh saat berjalan di jalan, apakah anak-anak anda akan aman bersekolah, apakah rumah anda akan dibongkar, apakah saudara-saudara anda akan diambil alih atau diculik dan dihilangkan oleh tentara Israel atau intelijen Israel,” lanjutnya.

Pria keturunan Israel-Amerika ini mengatakan dia mulai mempertanyakan keberadaan Israel setelah kematian salah satu anggota keluarganya lebih dari dua dekade lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya