Tabrakan Airbus Japan Airlines di Bandara Haneda, Pesawat Penjaga Pantai Tidak Memiliki Izin Terbang
- Kyodo News via AP
Pada konferensi pers, pejabat penjaga pantai menghindari kenyataan apakah kapten mereka telah salah memahami instruksi dari menara kendali, dan mengatakan bahwa mereka akan menyerahkan temuan tersebut pada penyelidikan yang sedang berlangsung.
Mereka juga mengatakan mungkin ada interaksi lain selain percakapan yang tercatat dengan menara kendali.
Meskipun tabrakan di darat jarang terjadi, namun bisa sama mematikannya dengan tabrakan di udara.
Di AS, banyak maskapai penerbangan yang mengalami sejumlah kendala pasca pandemi COVID-19, karena lonjakan jumlah perjalanan yang terjadi bersamaan dengan kurangnya pengontrol lalu lintas udara.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) tahun lalu memerintahkan lebih banyak pelatihan bagi pengendali pesawat setelah terjadi lonjakan kejadian nyaris tabrakan.
"Transkrip interaksi ATC dengan beberapa pesawat telah diserahkan kepada penyelidik," kata Tetsuo Saito, Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata pada konferensi pers.
Penyelidik juga saat ini terlihat di sekitar lokasi kecelakaan di Runway C di Bandara Haneda Tokyo.
Menurut sebuah rekaman menunjukkan Airbus A350 seperti bangkai yang terbakar, hanya sayapnya yang masih utuh.
Sementara pesawat Penjaga Pantai itu hancur tak dapat dikenali lagi, dan para penyelidik sedang mengumpulkan puing-puingnya.
Pesawat baling-baling Dash 8 itu digunakan oleh Penjaga Pantai untuk mengirimkan bantuan darurat kepada korban gempa di barat laut Jepang.
