Kisah Wanita Jepang Keliling Dunia Hanya dengan Naik Vespa
- Tuoi Tre News
VIVA – Seorang wanita asal Jepang bernama Yuki Nakatani, 28 tahun, berhasil mencuri perhatian dunia dengan kisah perjalanannya yang menarik dan inspiratif. Berbeda dari kebanyakan wisatawan, Yuki memutuskan untuk keliling dunia sendirian menggunakan Vespa, termasuk berpetualang selama 70 hari di Vietnam.
Perjalanan ini bukan sekadar wisata biasa. Bagi Yuki, Vespa menjadi teman setia yang ia juluki dengan sebutan “pacar”, menemani setiap langkahnya dari Ho Chi Minh City di Vietnam bagian selatan hingga ke berbagai kota indah di bagian utara seperti Da Lat, Nha Trang, Hoi An, Hue, Hanoi, hingga Ha Giang.
Selama menjelajahi Vietnam, Yuki mengaku mengalami beberapa kecelakaan kecil di jalan. Namun, setiap kali itu terjadi, orang-orang Vietnam selalu datang menolongnya tanpa diminta.
“Saya terjatuh beberapa kali, dan setiap kali, orang-orang datang membantu. Mereka tidak peduli saya orang asing atau bukan, mereka tetap menolong,” kata Yuki yang dikutip dari Tuoi Tre News pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Bahkan ketika ia terjatuh di sebuah desa nelayan dan sulit berkomunikasi karena perbedaan bahasa, warga tetap berusaha memperbaiki motornya agar ia bisa melanjutkan perjalanan. Dari situ, Yuki menyimpulkan bahwa dunia ini masih dipenuhi orang-orang baik hati.
“Yang Menggerakkan Dunia Adalah Cinta”
Menurut Yuki, hal yang membuat dunia ini tetap berjalan adalah cinta dan kebaikan antar manusia. Meskipun sempat mengalami beberapa kejadian berbahaya, seperti percobaan penculikan saat menumpang kendaraan asing, ia tetap percaya bahwa cinta adalah kekuatan terbesar dalam hidup.
“Kunci segalanya adalah cinta. Dunia ini besar, tapi sebenarnya kecil. Tanpa melihat asal, agama, atau jenis kelamin, kita semua manusia. Yang membuat dunia berputar adalah cinta,” ujar Yuki.
Karena keyakinan itu, Yuki ingin menjadi “pusat energi cinta” dan menyebarkan pesan positif kepada dunia lewat perjalanan dan karya seninya.
Sebelum berkeliling Asia, Yuki pernah menjelajahi Eropa hanya dengan uang sekitar 35 euro (sekitar Rp600 ribu) di rekeningnya. Ia memanfaatkan kemampuan menulis kaligrafi Jepang yang dipelajarinya sejak kecil untuk menjual karya seni di jalanan demi biaya hidup.