Negara Tetangga Indonesia Seret Kelompok LGBT Buat Genjot Angka Kelahiran

Ilustrasi LGBT
Sumber :
  • Pixabay

Bangkok – Pemerintah Thailand berencana mengumumkan strategi baru untuk mempromosikan teknologi reproduksi bantu dengan tujuan meningkatkan tingkat kelahiran.

Polisi Thailand Tangkap Pria Diduga Mata-mata Kamboja, Seragam Militer Disita

Langkah-langkah ini mencakup dorongan untuk memperluas akses ke prosedur tersebut kepada perempuan lajang dan komunitas LGBTQ.

Dilansir dari Bangkok Post, Minggu, 18 Januari 2024, Menteri Kesehatan Thailand, Cholnan Srikaew, dalam pertemuan dengan perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Thailand, Jos Vandelaer, mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan telah memberikan mandat kepada Departemen Kesehatan (DoH) untuk mengambil langkah-langkah guna memfasilitasi akses terhadap perawatan infertilitas dan layanan konseling terkait konsepsi.

Juru Damai Konflik Kamboja-Thailand, Donald Trump Diusulkan Dapat Nobel Perdamaian

Bendera negara Thailand.

Photo :
  • AP Photo/Sakchai Lalit

Departemen Kesehatan diminta untuk mengeksplorasi cara untuk meningkatkan ketersediaan prosedur teknologi reproduksi bantu, termasuk layanan inseminasi intrauterin (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF) bagi individu yang membutuhkan.

Jenderal Kamboja Desak Thailand Pulangkan 20 Prajuritnya yang Ditawan

Cholnan juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan amandemen undang-undang untuk memungkinkan akses pengobatan infertilitas bagi perempuan lajang dan komunitas LGBTQ+. Rencananya, amendemen tersebut akan diajukan pada bulan Maret.

Kementerian berencana untuk menjadikan pengobatan infertilitas sebagai salah satu manfaat kesehatan dasar yang dicakup dalam program jaminan kesehatan nasional.

"Meningkatkan kesuburan telah dimasukkan dalam agenda nasional melalui kampanye Melahirkan, Dunia Hebat," kata Dr Cholnan, seperti dikutip Bangkok Post.

"Kementerian telah berupaya melindungi hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kelompok sensitif. Misi ini mendapat dukungan baik dari badan-badan internasional, antara lain WHO, United Nations Population Fund (UNFPA) dan United Nations Children's Fund (UNICEF)," jelasnya.

Menurut Kementerian Dalam Negeri, jumlah populasi penduduk saat ini sebanyak 66.052.615 jiwa, turun 0,06 persen atau 37.860 jiwa dibandingkan tahun 2022. Jumlah angka kelahiran tahun lalu sebanyak 485.085 jiwa merupakan yang terendah dalam 70 tahun terakhir.

Ilustrasi gadis remaja dan anak muda di Jepang

Resesi Seks Kian Parah, Populasi Jepang Menyusut 900 Ribu-Jumlah WNA Naik

Warga negara Jepang tercatat sebanyak 120,65 juta, mengalami penurunan drastis sebanyak 908.600 orang atau 0,75 persen.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2025